Ramadan 1438 Hijriah

Ini Akibatnya Jika Waktu Malam Lailatul Qadar Diberitahukan Kepada Umat Muslim

Malam lailatul qadar juga disebutkan lebih baik daripada seribu malam dan semua umat Islam sangat berpeluang mendapatkannya.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: M. Syah Beni
Net
Ilustrasi Malam Lailatul Qadar 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana

TRIBUNSUMSEL.COM, INDERALAYA - Disebutkan dalam hadits, malam lailatul qadar adalah malam yang istimewa di bulan Ramadan.

Malam lailatul qadar juga disebutkan lebih baik daripada seribu malam dan semua umat Islam sangat berpeluang mendapatkannya.

Menurut Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ittifaqiah Inderalaya, Drs. H. Mudrik Qori, MA, berdasarkan dalil as-sunnah, malam lailatul qadar jatuh pada tanggal ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.

"Artinya bisa tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29 Ramadan. Karena puasa itu maksimal pasti 30 hari," jelasnya, Jumat (9/6/2017).

Dilanjutkannya, dirahasiakannya malam lailatul qadar, agar umat Islam tetap giat beribadah di penghujung Ramadan dan termotivasi untuk mendapatkan malam penuh berkah tersebut.

"Kalau dikasih tahu kapan malam lailatul qadar, orang mungkin hanya malam itu saja yang salat Tarawih, malam berikutnya lewat," katanya.

Namun menurut H. Mudrik, datangnya malam lailatul qadar bukan tanpa petunjuk.

Langit cerah di malam hari tanpa ada awan, apalagi hujan. Bulan bersinar terang, angin bertiup lembut, udara tidak terasa panas maupun dingin.

Bagi yang melaksanakan salat Tarawih pun akan merasakan kekhusyukan dan ketenangan yang tidak dapat dilukiskan.

"Itu semua tentunya dengan seizin Allah. Tugas kita berusaha meraih malam tersebut," ucapnya.

Sebagai seorang da'i, H. Mudrik mengajak umat Islam untuk konsisten beribadah tidak hanya di awal, melainkan juga hingga Ramadan berakhir.

Dengan konsistensi beribadah khususnya salat Tarawih, lanjutnya, maka peluang mendapatkan malam lebih baik daripada seribu bulan sangat besar.

"Tentunya ini berhubungan dengan banyak dalil, di antaranya Rasulullah SAW 'mengencangkan ikat pinggang' di sepuluh malam terakhir, di antaranya untuk mendapatkan malam lailatul qadar," tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved