Gak Punya Uang Bayar Ambulans Untuk Bawa Mayat Istrinya, Akhirnya Suami Gunakan Ini
Karena tidak mampu untuk membayar layanan ambulans rumah sakit atau menyewa mobil mayat. Seorang pria terpaksa bersusah payah untuk membawa pulang
Penulis: Kharisma Tri Saputra | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM, INDIA - Karena tidak mampu untuk membayar layanan ambulans rumah sakit atau menyewa mobil mayat.
Seorang pria terpaksa bersusah payah untuk membawa pulang mayat istrinya di Purnia, India.
Dari sebuah rumah sakit pemerintah di wilayah ini, lapor HindustanTimes dari siakapkeli.
Menurut laporan itu, istri pria bersangkutan Shankar Sah (60) dari desa Ranibari di daerah Purnia di negara Bihar telah meninggal dunia.
Setelah sakit di sebuah rumah sakit pemerintah pada Jumat lalu.
Namun, pihak rumah sakit telah memerintahkan dia membawa pulang mayat istrinya itu.
Tetapi ketika dia meminta bantuan sebuah kendaraan, mereka hanya memberitahu ia harus mengelolanya semuanya sendiri.
Dia kemudian pergi menemui seorang sopir ambulans di rumah sakit tersebut.
Namun orang itu telah meminta pembayaran sebesar Rs2,500 (sekitar Rp 500 ribu).
Karena tidak mampu, maka dia tidak ada pilihan lain menyebabkan ia dan anak lelakinya, Pappu.
Terpaksa membawa mayat istrinya itu pulang ke kampung naik sepeda motor untuk upacara pemakaman.
Sah dan Pappu telah meletakkan mayat Susheela Devi, 50, ditengah-tengah di mana sah terpaksa merangkul istrinya dari belakang.
Untuk menghindari terjatuh dan Pappu juga mengendarai motor demi membawa mayat ibunya pulang ke kampung untuk dikelola.
Ayah dan anak ini bekerja sebagai buruh di daerah Punjab.
Ketika mereka mendapatkan berita yang Susheela sakit dan dibawa ke rumah sakit.
Mereka berdua telah bergegas pulang, namun ketika sampai Susheela telah meninggal dunia.
Menurut seorang ahli bedah dari rumah sakit Sadar, M M Wasim mengatakan.
Rumah sakit yang bersangkutan tidak memiliki mobil mayat yang dapat digunakan ketika itu karena rusak.
Jadi semua urusan dari anggota keluarga yang meninggal mereka harus mengelolanya sendiri.
Pejabat daerah Pankaj Kumar Pal mengatakan, ia telah memerintahkan sebuah penyelidikan dilakukan setelah kejadian malang itu.
"Satu komite dua anggota yang terdiri dari hakim tambahan daerah (ADM) dan ahli bedah umum telah dibuat untuk menyelidiki kejadian ini."
"Panitia telah diminta untuk menyampaikan laporannya dalam waktu dua hari" katanya.
Insiden yang terjadi di Purnia ini terjadi hanya setelah sehari tersebarnya sebuah berita mayat seorang wanita miskin dibawa menggunakan tong sampah beroda.
Dari Medical College Hospital Sri Krishna di Muzaffarpur ke rumah mereka setelah selesai otopsi.
Mayat wanita itu dikatakan terpaksa disorong sejauh 500 meter.
Sebelum mereka menahan becak untuk pulang setelahnya.
Dan mengklaim mereka diberi hak untuk menggunakan layanan ambulans di rumah sakit.
Selain itu pada Agustus 2016 lalu, seorang pria dari Odisha, Dana Manjhi juga dikatakan haknya ditolak menggunakan kendaraan rumah sakit.
Menyebabkan dia terpaksa memikul mayat istrinya di atas bahu pulang ke kampung untuk upacara terakhir.
