Upayakan Program Satu Rumah Satu Jumantik Agar Bebas DBD
Dalam sosialisasi ini, ada tiga Puskesmas yang dikunjungi untuk diberikan pengarahan tentang Pokentik.
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Slamet Teguh Rahayu
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Warga Palembang harus bersiap-siap memperhatikan lingkungan.
Pasalnya, saat ini musim penghujan tengah melanda kota Palembang.
Dampaknya tentu saja bisa menyebabkan jentik nyamun berkembang dengan cepat, sehingga potensi terjadi penderita demam berdarah dangue (DBD) semakin besar.
Tak mau hal itu terjadi, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit (BTKLPP) Sumatera Selatan (Sumsel) mulai mensosialisasikan aplikasi pendataan bernama Pokentik yang telah dilaunching 31 Maret 2017 yang lalu.
Dalam sosialisasi ini, ada tiga Puskesmas yang dikunjungi untuk diberikan pengarahan tentang Pokentik. Yakni Puskesmas Alang-Alang Lebar (AAL), Sukarami, dan Talang Betutu.
"Kita pilih tiga lokasi ini terlebih dahulu, karena di wilayah ini potensi perkembangan jentik nyamuk cukup besar. Setelah disini, baru akan kita sosialisasikan ke lokasi lain," ujar Kasi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan Kementrian Keseatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anisyah saat dibincangi.
Anisyah pun mengatakan, dalam kegiatan ini, nantinya para kader juru pemantau jentik (Jumantik) yang telah bergabung, akan mensosialisasikn tentang sistem pendataan jentik-jentik nyamuk di wilayah masing-masing melalui aplikasi Pokentik ini.
Dengan mengajak masyarakat menggunakan aplikasi ini, membuat BTKLPP mengetahui wilayah-wilayah mana saja yang memiliki potensi penyebaran jentik-jentik nyamuk.
"Jadi untuk satu wilayah puskesmas ini, kita harap ada 100 keluarga yang tergabung dalam jumantik ini. Ini juga untuk mendukung program presiden, satu rumah satu jumantik," terangnya.