Sering Tinggalkan Air di Mobil dan Meminumnya? Stop Kebiasaan Ini Bahaya!
Travelers yang gemar road trip atau menempuh perjalanan darat dengan mobil pasti sering menyimpan makanan atau minuman di dalam kabin. Pastinya, hal
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNSUMSEL.COM - Travelers yang gemar road trip atau menempuh perjalanan darat dengan mobil pasti sering menyimpan makanan atau minuman di dalam kabin.
Pastinya, hal itu untuk mengatasi rasa lapar dan haus ketika dalam perjalanan.
Terutama saat jauh dari warung, toko, atau restoran.
Namun tahukah travelers, meminum air yang disimpan di dalam mobil juga harus hati-hati?

Dilansir dari laman realsimple.com, lain kali bila travelers menemukan air minum yang terasa hangat, jangan meminumnya.
Sebuah penelitian University of Florida mengamati 16 merek air dalam kemasan dan telah menarik temuan dari penelitian tersebut.
Sementara level rendah zat plastik dianggap masih aman, para peneliti menemukan, level yang seharusnya aman ini ternyata berkembang menjadi besar.
Utamanya ketika dibiarkan selama empat minggu dalam suhu 158 derajat fahrenheit atau 70 derajat celsius.
Bahkan Asosiasi Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) mengingatkan, agar tidak menyimpan air yang panas atau mendidih dalam kemasan yang mengandung BPA.
Zat plastik tersebut dapat bereaksi dengan panas.

Meskipun suhu panas ekstrem ini merupakan skenario kasus terburuk, tapi tentunya banyak pengemudi sering menemukan air dalam kemasan di dalam kabin dan langsung meminumnya karena haus.
Seringkali mereka tidak peduli sudah berapa lama botol air minum itu tergeletak di sana.
Padahal jika mobil diparkir di tempat terbuka atau saat cuaca panas, suhu dalam mobil dapat mencapai 131 hingga 172 derajat fahrenheit atau 55 hingga 77 derajat celsius, lho.
Inilah yang perlu diperhatikan.
Botol air plastik terbuat dari polyethylene terephthalate.
Yaitu bahan yang digunakan untuk banyak kemasan makanan dan minuman karena ringan, tahan lama, dan tidak mudah pecah.
Namun, bila dipanaskan, diketahui benda tersebut dapat melepaskan zat kimia BPA, yang oleh beberapa ahli dapat memengaruhi tingkat hormon dengan meniru estrogen
Bahkan dapat meningkatkan risiko kesehatan jika terpapar pada tingkat tinggi.
Tingkat awal BPA yang aman telah ditentukan dalam standar EPA untuk bahan kimia ini.
Namun, ilmuwan lebih khawatir tentang bagaimana level bahan kimia ini dapat meningkat dari waktu ke waktu.
"Jika kamu menyimpan air kemasan cukup lama (di dalam mobil), kemungkinan dapat berbahaya," kata pemimpin studi Lena Ma dalam siaran persnya.
Jadi jika kamu melihat air dalam kemasan tergeletak di mobil, jangan diminum.
Lebih baik airnya digunakan untuk menyiram tanaman saja sebagai alternatif yang aman.