Anaknya yang Baru Lahir Dibunuh, Lihat yang Dilakukan Induk Sapi Ini Untuk Membalas Pada Anaconda
anaconda tersebut telah diikat dengan tali oleh petani yang ingin menariknya dari sapi yang mengamuk. Namun, mereka gagal melakukannya, mungkin kare
Penulis: Kharisma Tri Saputra | Editor: Kharisma Tri Saputra
Seorang anggota polisi yang menyertai operasi ketika itu, Lans Koperal Razib Ujang (30) menggambarkan suara ular itu ketika hendak menelan korban sangat mengerikan.
Ular itu berbunyi seperti menyedot, kemudian terdengar seolah-olah ia menghembuskan nafasnya. Pada saat sama, ular itu menggeleng seperti ingin memastikan kepala dan badan korban masuk ke dalam mulutnya.
Kejadian itu juga menakutkan penduduk di sekitar Tenang Stasiun dan Redong terutama penyadap karet, yang mencemaskan keselamatan mereka karena beranggapan pasangan ular yang mati dibunuh itu akan keluar mencari temannya, terutama di dalam rawa dan semak dekat kebun karet.
Deputi Direktur Penegakan, Departemen Perhilitan dan Taman Negara (Perhilitan) Kantor Pusat, Celescoriano Razond ketika mengulas tindakan ular menyerang manusia menegaskan, ada beberapa faktor ular piton menyerang manusia, terutama karena lapar atau diganggu.
"Korban yang melihat ular yang terlalu besar akan terkejut dan mungkin bisa pingsan. Jika pingsan atau terjatuh, ia akan memudahkan ular menyerang.
"Ular piton biasanya ambil waktu untuk belit korbannya, ini berarti seseorang itu masih ada waktu untuk melepaskan diri tetapi harus punya kekuatanuntuk lepas dari belitan," katanya.
Dia mengatakan, kejadian ular membelit manusia sangat jarang terjadi tetapi pernah terjadi di Kuala Krai, Kelantan pada 1985 ketika korban ditemukan tewas dengan kondisi tulangnya patah dibelit reptil itu.
Namun ular bersangkutan melarikan diri. Pada 17 Februari lalu, seorang warga Indonesia, Sapar (55) nyaris tewas dililit ular piton dan nyaris ditelan di Jabor, Terengganu.
Namun, untunya ia bisa selamat karena mampu lepas dari belitan. (Muhamad Edward)