Pak Lurah Baik Hati Telah Tiada

Ini Pesan Pak Lurah pada Putrinya Sebelum Mendadak Meninggal, Ternyata Benar Terjadi

Tak disangka. Pak Lurah meninggal setelah sempat dibawa ke rumah sakit. Dan jenazahnya terbaring di atas kasur beralaskan ambal yang urung digulung t

Tribunsumsel.com/ Aang Hamdano/ Kolase
Lurah 7 Ulu Gunawan 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sekitar tiga jam sebelum alm Gunawan (57), Lurah 7 Ulu mengalami sakit di dada lalu meninggal, dia sempat berbincang dengan putrinya, Atun (19).

Ketika itu Atun hendak menggulung ambal di ruang tamu rumah.

Keluarga ini baru selesai menggelar sedakah akikah kelahiran cucu pertama Pak Lurah dari putri sulungnya, Eka.

Tetamu sudah pulang. Atun berinisiatif bersih-bersih rumah.

"Tidak usah gulung ambal itu," kata Pak Lurah, menegur Atun.

"Malam ini saya tidur di sana," lanjut Pak Lurah.

Tak disangka. Pak Lurah meninggal setelah sempat dibawa ke rumah sakit.

Dan jenazahnya terbaring di atas kasur beralaskan ambal yang urung digulung tadi.

Staf kelurahan 7 Ulu juga punya cerita yang baru disadari kalau itu pertanda Pak Lurah berpamitan.

Awal pekan lalu, di kantor Kelurahan ada acara ibu-ibu PKK. Pak Lurah menyampaikan kata sambutan.

"Pak Lurah bicara soal lomba PKK, lalu dia bilang mungkin ini terakhir kita berkumpul, karena jabatan kita tidak tahu, begitu juga umur kita," ujar pegawai kelurahan, mengenang kedekatan Pak Lurah dengan staf dan warga.

Warga Tak Menyangka, Pak Lurah Baik Hati itu Telah Tiada, Sebelumnya Masih Sempat Lakukan ini

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ajal datang menjemput bisa kapan saja.

Usai menyelenggarakan akikah cucu pertamanya, Gunawan (56), Lurah 7 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang, mendadak merasa sakit di dada.

Sabtu (15/4) sejak pagi Pak Lurah terlihat lebih sibuk dari hari biasa.

Dia bahkan sudah bangun tidur sejak pukul 02.00.

Acara akikah atau syukuran kelahiran dan mencukur rambut berlangsung lancar.

Tetamu berdatangan dari penjuru tempat.

Pak Lurah yang murah senyum itu memang dikenal baik hati.

Usai santap siang, tamu undangan pun pulang.

Pak Lurah masih berbincang dengan teman-temannya.

Menjelang magrib, Pak Lurah mengeluhkan sakit di dada.

Kondisi ini sudah sering terjadi.

Keluarga berinisiatif mengerok badannya.

Biasanya kesehatan akan membaik.

"Sekitar jam delapan (pukul 20.00), Pak Lurah dibawa ke rumah sakit," kata kerabat di rumah duka. Dia menyebut rumah sakit swasta di kawasan Seberang Ulu.

Saat itu kondisi Pak Lurah masih cukup bugar.

Dia bisa berjalan sendiri.

Keluarga mengatakan, pernah Pak Lurah konsultasi ke tempat praktik kesehatan, dia dinyatakan ada maag dan kena gejala tipes.

Pak Lurah dibawa ke RS guna mengetahui apa penyebab sering sakit dada.

"Setelah diperiksa, cek darah, katanya pak lurah baik-baik saja," ujar kerabat tersebut.

"Nah, pas mau pulang, tiba-tiba Pak Lurah sesak napas. Lalu dipasang oksigen, tak lama meninggal," katanya.

Kata Dokter Baik-Baik Saja, Mendadak Pak Lurah Pegang Dada Lalu Meninggal
Kata Dokter Baik-Baik Saja, Mendadak Pak Lurah Pegang Dada Lalu Meninggal (TRIBUNSUMSEL.COM/AANG HAMDANI)

Kerabat, tetangga berdatangan, Ketua RT, dan staf kelurahan melayat ke rumah duka, Sabtu malam.

Mereka tidak menyangka Pak Lurah pergi secepat itu karena siang harinya masih bertemu di acara akikah.

Tetua masyarakat yang memimpin takziah mengatakan, keluarga mesti mengikhlaskan kepergian Pak Lurah.

"Tanda kekuasaan Allah ini menjadi peringatan untuk kita semua, bahwa tidak ada yang kekal. Maka persiapkanlah amal kebaikan selagi masih hidup," katanya.

Rencananya jenazah Pak Lurah akan dimakamkan di TPU Sematang Borang, Minggu siang ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved