Sosok Wanita Penerjemah Zakir Naik, Tak Hanya Pandai Bahasa Inggris Tapi Dituntut Harus Bisa ini

Fandi pun menyetujui. Setelah itu, ibu dari tiga anak ini langsung berdoa dan berniat kepada Allah SWT untuk siap menjadi penerjemah.

Editor: M. Syah Beni
Net
Zakir Naik 

Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy

TRIBUNSUMSEL.COM, MAKASSAR - Deg-degan, bahagia dan bangga. Itulah yang dirasakan Astriani Nurfitri Arifuddin (32), saat ceramah Zakir Abdul Karim Naik (Zakir Naik) bertajuk Quran and Modern Science di auditorim Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Astri sapaannya, diamanahkan oleh panitia jadi penerjemah da'i yang dijuluki sebagai sosok ulama santun dan pintar oleh ustaz Arifin Ilham, Pimpinan Majeliz Az-Zikra.

Astri mengatakan suatu kebanggan menjadi penerjemah ust Zakir.

"Subhanallah, ya Allah," ujar Astrid Ke Tribun-timur.com,

Baca: Ditanya Bentuk Bumi Bulat atau Datar, Begini Jawaban Zakir Naik

Astrid berbagi cerita bagaimana cara dia sehingga menjadi penerjemah Zakir Naik.

Anak dari pasangan Arifuddin Nurdin dan Azwarni Lamajido ini menyebutkan menjadi penerjemah ust Zakir tidak terpikirkan sejak awal.

Baca: Cerita Perjuangan Gadis Australia Jadi Muallaf di Acara Zakir Naik, Telat danTak Kabari Orangtua

Pasalnya, jauh hari sebelum kedatangan ust kondang ini ke Makassar, ia hanya merencanakan untuk datang sebagai penonton bareng suaminya, Fandi Wiranto yang juga Lurah Karunrung, di Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Tapi planningnya itu terpatahkan, setelah panitia menyatakan bahwa tiket masuk show Zakir Naik sudah tutup.

Setelah itu, Astrid dan suaminya pun merasa kecewa dan coba untuk bersabar.

Karena kekagumannya dengan ulama yang telah menuntun ribuan muallaf masuk Agama Islam ini, membuat Astrid tegar.

Ia tak berhenti mencari cara agar bisa melihat dan mendengar langsung ceramah ust Zakir.

Tak disangka, petunjuk pun datang saat Ketua PKK Kelurahaan Karunrung ini mengotak-atik smart phone miliknya.

Melalui informasi media sosial panitia show Zakir Naik, membuka pendaftaran khusus untuk penerjemah saat ustaz ini show di Makassar.


Astriani Nurfitri Arifuddin (32), penerjemah Zakir Naik saat ceramah bertajuk Quran and Modern Science di auditorim Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Astriani Nurfitri Arifuddin (32), penerjemah Zakir Naik saat ceramah bertajuk Quran and Modern Science di auditorim Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar. (TRIBUN TIMUR/SALDY)

Dengan kesempatan itu, Astrid pun tak langsung meng-klik atau mendaftar sebagai peserta "translate" ceramah ulama yang rupanya doyan makan Coto Makassar ini.

Sebelum memutuskan untuk ikut seleksi jadi penerjemah, Astrid meminta izin kepada suaminya Fandi.

Fandi pun menyetujui. Setelah itu, ibu dari tiga anak ini langsung berdoa dan berniat kepada Allah SWT untuk siap menjadi penerjemah.

Baca: Video: Mahasiswi Ini Malu usai Dengar Jawaban Dr Zakir Naik soal Biaya Pendidikan

"Bismillahi Rahmani Rahim, saya berniat jadi penerjemah ust Zakir Naik ini atas nama ibadah, saya bangga bisa jadi bagian sejumlah ummat menganut Agama Islam," kata Alumni SMA 17 Makassar ini.

Dites lewat Whats App

Lanjut Astrid, menjadi peserta seleksi penerjemah ust Zakir itu gampang-gampang susah bagi Astrid.

Bagaimana tidak saat ia di tes oleh panitia, dirinya tidak menjalani tes atau ujian seperti biasanya.

Untuk seleksinya, Astrid di tes melalui aplikasi whats app, pertanyaannya itu serba cepat. Aturannya, begitu soal dikirim panitia, persyaratannya harus langsung dijawab cepat oleh peserta seleksi.

"Adduhhh, ribet sekali itu waktu mana lagi saya punya bayi di rumah. Tapi Alhamdulilah yaa, Allah berkehendak lain, saya dapat nilai 80 dan ditetapkan lulus tes," kata Astrid.

Astrid tidak menyangka bisa lulus dalam tahapan seleksi penerjemah Zakir Naik, pasalnya sejumlah peserta lainnya itu berumur jauh di bawahnya, bahkan para peserta seleksi memiliki sertifikat Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dengan nilai sangat memuaskan.

Sedangkan dirinya, hanya bermodal ijazah jurusan Ilmu Politik Universitas Padjajaran.

Tapi perlu diketahui, ibu tiga anak ini pernah megikuti program pertukaran pelajar. Astrid pun salah satu peserta diantara pelajar SMA 17 Makassar kala itu ke Zurich, negara Switzerland.

Selama setahun Astrid ditukar, sejumlah pelajar dari Zurich juga bersekolah di SMA 17 Makassar, selama setahun lamanya.

Namun perlu diketahui, yang mendapat kesempatan ikut dalam pertukaran pelajar ini dia yang memiliki keahlian berbahasa Inggris.

"Hanya bermodal itu, saya dulu selama setahun di Zurich bercakap pakai bahasa Inggris," katanya.

Tapi berbeda saat menjadi penerjemah Zakir Naik, seseroang penerjemah tidak hanya di tuntut berbahasa Inggris, tapi ia juga dituntut paham dalam menerjemahkan ayat-ayat suci Al-Quran.

Tak Bisa Tidur Sampai Diare

Bertemu dengan Zakir Naik adalah momen yang sangat dinantikan Astrid.

Bahkan tiga hari sebelum bertemu dokter di Mumbai ini, Astrid mengalami insomnia. Dia tidak bisa tertidur, sampai menganggu kesehatan dirinya.

"Waah, saya tidak bisa bayangkan, mungkin sangkin tegangnya. Saya diare waktu itu," katanya.

Selama tiga hari sebelum bertemu Zakir dan ribuan penonon , Astrid mengaku mengungsikan dua anaknya kecuali 'si bayi'. Hal itu dilakukan untuk mematangkan konsentrasinya, dan memperdalam lagi ceramah ust Zakir via You Tube.

"Hanya satu permintaan saya ke panitia untuk tampil, saya minta suami saya mendampingi dan menyaksikan saya di acara show ustaz," Astrid menambahkan.

Menikah tahun 2008

Sekadar diketahui, status lajang Astrid itu berakhir di tahun 2008. Saat itu, dia dipinang oleh suaminya Fandi.

Ia bertemu dengan Fandi, melalui seorang kerabatnya Andi Pangerang yang juga rekan dari Fandi.

Andi Pangerang diketahui, Sekcam Panakkukang sekrang.

Awal mula pertemuan itu berlangsung di M-Tos, april 2008 waktu itu. Tanpa pacaran, dan tak disangka Fandi pun memutuskan untuk melamar Astrid.

Astrid yang notabene anak konglomerat, ayahnya Direktur PLN Sulselbartra saat itu, tidak langsung menerima.

Ibu Astrid melakukan investigasi tentang track record calon mantunya. Namun setelah ditelusuri, akhirnya Azwarni setuju. Pernikahan pun berlangsung Agustus, tiga bulan setelah pandangan pertama Astrid dan Fandi di M- Tos Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar.

Saat ini keduanya telah dikaruniai tiga anak, di antaranya 1. Muhammad Aiman Rahmatullah, 2. Muhamad Zikran, dan
3. Maryam Shaliha. (*)

Data diri:
Nama : Astriani Nurfitri Arifuddin (32)
● Pendidikan
SD 80 Palopo
SMP 6 Makassar
SMA 17 Makassar
Universitas Padjajaran Jurusan Ilmu Politik.
● Suami : Fandi Wiranto
● Orangtua
Arifuddin Nurdin (Direktur PLN Sulselbar) dan Azwarni Lamajido.
● Minuman favorit : Teh manis, Susu, buah dan jus.
● Makanan favorit : Coto makassar.
● Tempat wisata favorit : Singapura.
● Anak :
1. Muhammad Aiman Rahmatullah
2. Muhamad Zikran
3. Maryam Shaliha.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved