Heboh, Lagi Tren Bule Mengemis Buat Jalan-jalan di Negara Orang
Berdasarkan foto-foto yang dibagikan ini, jelas terlihat backpacker bule ini sedang mengamen dengan bermain gitar dan menyanyi.
Penulis: Kharisma Tri Saputra | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Tren untuk bepergian ke seluruh dunia dengan cara backpacking bukanlah suatu hal yang baru.
Banyak anak-anak muda yang menggunakan cara ini untuk bepergian ke berbagai destinasi menarik di seluruh dunia.
Mungkin karena lebih menghemat, maka tidak mengherankan mereka memutuskan untuk bepergian secara backpacking ini semakin menjadi pilihan kaum muda.

Namun, jika perjalanan itu memakan waktu berbulan-bulan, maka tidak heran banyak dari golongan backpacker ini yang dilihat terpaksa mencari duit di negara mereka berada sekarang.
Untuk memungkinkan mereka bergerak ke negara tujuan berikutnya.
Dilansir ohmymedia, bahkan hal ini menjadi viral di situs Twitter.
Dimana foto sekelompok backpackers sedang mengemis di tepi sebuah jalan di Singapura.
Berdasarkan foto-foto yang dibagikan ini, jelas terlihat backpacker bule ini sedang mengamen dengan bermain gitar dan menyanyi.

Sementara di dalam foto yang kedua, terlihat gambar dua orang backpacker yang sedang menjual foto-foto liburan mereka yang dicetak khusus untuk dijual kepada pelanggan.
Selain itu, sebuah tulisan yang dipegang Support our trip around the world turut terlihat dipamerkan oleh kelompok backpacker ini.
Tindakan mereka ini turut mendatangkan kerisauan seorang netizen dari negara itu
Ia mengatakan mereka membutuhkan uang karena mengembara tanpa duit memadai.

"Kami rasa sangat aneh bila seseorang minta uang untuk bantu dia jalan-jalan."
"Seringkali mereka yang memerlukan uang untuk membeli makanan, bayar biaya sekolah ataupun membayar utang," katanya lagi.
Karena sikap mereka ini, maka tidak mengherankan golongan ini dijuluki sebagai kantong-packers.
Karena tanpa segan meminta uang dari penduduk lokal yang rata-ratanya terkenal dengan sifat pemurah.
Jika di Malaysia, hal yang sama juga berlaku di Kuala Lumpur dimana golongan-golongan tas-packers turut terlihat memamerkan barang-barang jualan mereka di trotoar jalan di sekitar kawasan Bukit Bintang.
Memberikan alasan mencari dana lebih untuk menutupi biaya perjalanan, tidak dapat dipastikan apakah mereka ini benar-benar seorang wisatawan.
Ataupun merupakan pengemis profesional yang mengambil kesempatan di atas penduduk lokal yang pemurah.
Tiga Bule Rusia Ngamen di Mengwi Lalu Dirikan Tenda Di Setra Dan Lakukan Hal Ganjil Ini
Ternyata hal ini tidak hanya terjadi di Singapura dan Malaysia saja, tapi juga ada di Indonesia.
Seperti yang terjadi di Bali Ini.
Tiga peralatan musik dari gitar hingga ketipung jadi modal tiga orang warga negara (WN) Rusia untuk mengamen di Pasar Beringkit, Mengwi, Badung, Bali, Senin (30/1/2017).
Usai mengamen, trio Rusia ini kemudian tidur dengan membangun tenda di setra atau kuburan dekat pasar.
Aktivitas mengamen yang sudah dilakukan sejak Minggu (29/1/2017) ini mendapat perhatian pengunjung pasar.
Pengunjung pasar merasa aneh ada wisatawan asing yang mengamen.
Diketahui ketiga warga ini bernama Alek (33), Julia (22), dan Bufa (30).
“Mereka mendirikan tenda di kawasan setra (kuburan) Mengwitani setelah ngamen. Setra bersebelahan dengan Pasar Beringkit,” kata seorang pedagang, Senin kemarin.
Kabar warga asing yang mengamen membuat Sat Pol PP Badung bersama Satpol PP Provinsi Bali menciduk ketiga WNA tersebut pukul 10.00 Wita Senin.

Kasat Pol PP Badung, I Ketut Martha menjelaskan, bahwa razia atau penertiban ini dilakukan berdasarkan laporan warga setempat.
Dalam laporan tersebut, tiga orang Rusia ini mengamen di daerah Mengwi.
“Setelah kami cek ternyata benar adanya, mereka mengamen di kawasan Pasar Beringkit, sehingga langsung kami lakukan penertiban untuk dibawa ke Kantor Imigrasi untuk prosedur lebih lanjutnya,” jelas Martha.
Setelah dilakukan interogasi kepada WNA tersebut, memang benar mereka sempat mendirikan sebuah tenda dan tidur di sekitar Kuburan Mengwitani tesebut.
“Mereka juga mengutarakan niatnya akan berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia pada 7 Pebruari mendatang,” terangnya.
Dari sisi kelengkapan identitas, kata dia, semua WNA ini sudah membawa kelengkapan seperti paspor.
Hanya saja, aktivitas mengamen dianggap ganjil untuk WNA karena dilakukan di negara lain.
“Sikap ini sudah sesuai Perda Nomor 7 tahun 2016 tentang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Apalagi mereka bule, masak mengamen di negara orang? Kan kelihatan aneh,” tegas Martha.
Kepala Satpol PP Bali, Made Sukadana menjelaskan sudah dilakukan penangkapan tiga orang WN Rusia karena melakukan aktivitas mengamen di Pasar Beringkit.
“Maka sudah kami proses dan serahkan ke Imigrasi I Denpasar,” jelasnya selepas penangkapan.
Pihaknya sudah melakukan pemantauan aktivitas mengamen tersebut.
“Kita tanyai paspornya, mereka paspornya traveling, dan mengamen adalah pekerjaan menyalahi undang-undang,” jelasnya.
Plh Kasi Wasdakim Imigrasi I Denpasar, Indra Bangsawan mengatakan, akan segera mendeportasi 3 WNA Rusia tersebut.
Karena sudah jelas WNA tersebut tidak memberikan keuntungan positif bagi WN Indonesia.
“Kita menganut asas bahwa hanya orang asing yang berperan positif bisa di Indonesia. Undang-undang menyatakan mereka harus kita keluarkan dari Indonesia. Kita lakukan deportasi secepatnya.
Rencananya kita akan menanyakan tiket mereka ada enggak untuk balik, kalau enggak ada kita akan hubungi konjen mereka,” jelasnya di ruangannya.
Sempat Terlihat di Tabanan
Kepala Bidang Trantib Satpol PP Bali, Dewa Darmadi menjelaskan, sebelumnya WN Rusia tersebut sudah terlihat di Tabanan dan dikembalikan kediamannya di Dalung, Badung, Bali.
Setelah itu kembali mengamen di Pasar Beringkit, oleh karena itu mereka diciduk karena melanggar aturan.
“Mereka tadi diamankan Satpol PP Badung terus kita ambil dan pukul 11.30 Wita kita bawa ke Imigrasi, mereka sudah enam hari di sini. Kenyamanan masyarakat kan terganggu, mana ada WNA ngamen minta-minta, jelas ada kotak amal di sana. Mereka jelas sudah menganggu ketentraman. Mereka jelas melanggar imigrasi alasannya dia disini traveling tetapi ternyata ngamen,” jelasnya. (agw)