Militer Indonesia-Australia Putus Hubungan tapi Kerjasama Kedua Negara Tetap Mesra

Terkait kelanjutan kerja sama, Ryamizard tak menyebutkan waktunya. Ia hanya memastikan bahwa dalam waktu dekat akan ada keputusan terkait hal itu.

Editor: Hartati
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI: Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu mencoba membidik dengan fasilitas senjata yang ada di Helikopter Full Combat SAR Mission EC725 saat serah terima dua unit helikopter ini dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia di Hanggar Final Assy Fixed Wing PTDI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (25/11/2016). Helikopter buatan PTDI yang bekerjasama dengan Airbus Helicopter tersebut memiliki keunggulan menggunakan twin engine generasi baru Turbomeca Makila 2A yang memberikan kinerja tinggi dan keamanan maksimal, dengan desain modular serta baling-baling (blade) yang bisa ditekuk ketika tidak digunakan, memiliki visibiltas yang sangat baik untuk melihat ke bawah dan ke samping, dan dapat mengangkut maksimum 29 personil atau dapat mengangkut beban maksimum hingga 11.000 kg. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan hubungan Indonesia dan Australia di bidang pertahanan tetap berjalan baik meski pemutusan kerja sama militer kedua negara ditunda untuk sementara waktu.

"(Hubungan kerja sama) baik, kecuali pendidikan, latihan, ditunda," kata Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1/2017).

Indonesia sebelumnya menghentikan kerja sama sementara dengan militer Australia akibat insiden penghinaan terhadap Pancasila dalam pelatihan militer di negara itu.

Ryamizard melihat pihak Australia sudah cukup baik dalam menanggapi permasalahan tersebut.

Misalnya, dengan menghukum oknum yang kedapatan melakukan penghinaan terhadap lambang negara Indonesia.

Terkait kelanjutan kerja sama, Ryamizard tak menyebutkan waktunya. Ia hanya memastikan bahwa dalam waktu dekat akan ada keputusan terkait hal itu.

"Pastilah, akan segera," tuturnya.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan, pihak militer Australia, diwakili Kepala Staf Angkatan Udara Australia Marsekal Mark Binskin, segera menyampaikan hasil investigasi terkait insiden penghinaan Pancasila dalam pelatihan militer di negara tersebut.

Kepada Gatot, Binskin akan menyampaikan hasil investigasi pada 8 Februari.

Setelah hasil investigasi disampaikan, Indonesia akan menentukan langkah kebijakan lanjutan.

"Tanggal 8 nanti, Chief of Army akan datang ke Indonesia menemui KSAD dan menemui saya sambil menyampaikan hasil investigasi. Bagaimana hasil investigasinya saya belum tahu," kata Gatot.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved