Usai Menembak Mati Pelaku Kriminal Kini Duterte Siap Kembali Menendang Orang dari Helikopter
Presiden Duterte menyorot perhatian publik dengan mengancam akan melempar seorang petugas korup dari helikopter, seperti yang pernah ia lakukan
TRIBUNSUMSEL.COM - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengungkapkan cerita mengejutkan di konferensi pers yang dilakukannya baru-baru ini.
Seperti yang dilansir dari Washington Post via nextshark.com, Rodrigo Duterte mengaku pernah melempar seseorang dari helikopter yang sedang terbang.
Presiden Duterte menyorot perhatian publik dengan mengancam akan melempar seorang petugas korup dari helikopter, seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya.
"Aku akan menjemputmu dengan helikopter ke Manila.
Dan di tengah penerbangan, aku akan menendangmu keluar.
Aku pernah melakukannya sebelumnya.
Kenapa tidak kulakukan lagi?," tanya Duterte pada kerumunan warga di Camarines Sur.
Duterte kala itu sedang melakukan pidato singkat saat mengunjungi keluarga yang terkena bencana Topan Nock-Ten atau Topan Nina.
Topan Nina merupakan topan terkuat yang pernah melanda Filipina setelah Topan Haiyan memporak-porandakan Filipina pada 2013 lalu.
Duterte yang kerap membuat pernyataan kontroversial ini mengaku akan menumpas tuntas kasus narkoba selama masa jabatannya sebagai presiden, dilansir Daily Caller.
Sebelumnya, Duterte mengaku pernah menembak mati pelaku kriminal ketika masih menjadi walikota di Davao.
"Di Davao dulu, aku melakukannya atas kemauanku sendiri.
Aku melakukannya untuk memberi contoh pada polisi, 'jika aku bisa, mengapa kalian tidak'," ungkap Duterte.
"Aku berkeliling kota Davao dengan menggunakan sepeda motor.
Aku perpatroli di jalan-jalan.
Aku pernah membunuh sekitar tiga kriminal.
Aku tidak tahu berapa peluru yang menembus tubuh mereka.
Tapi hal itu pernah terjadi dan aku tidak bisa bohong."
Sementara pengakuannya itu menimbulkan tanggapan negatif, Duterte sama sekali tidak meminta maaf.
Sebagai pembelaan, Menteri Kehakiman Vitaliano Aguirre berkata bahwa pesan Duterte tersebut berlebih-lebihan dan hiperbola.
"Ia hanya berlebih-lebihan mengungkapkan pernyataannya pada sesuatu." ungkap Vitaliano Aguirre.
Penulis:Tiara Shelavie/Tribunstyle.com