Ingin Meninggal Dunia di Tanah Suci, Wajah Jenazah Ini ''Berubah'' Saat Hendak Dimandikan
Banyak kisah tentang jemaah haji dan umrah dapat dijadikan pelajaran dan inspirasi untuk kita yang belum berkesempatan menjejakkan kaki di sana.
TRIBUNSUMSEL.COM-Di ujung tahun ni merupakan musim orang berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah umrah.
Siapapun yang terpilih menjadi tamu Allah di sana sangat beruntung karena tidak semua orang memiliki rezeki untuk menunaikan ibadah di depan Ka'bah.
Banyak kisah tentang jemaah haji dan umrah dapat dijadikan pelajaran dan inspirasi untuk kita yang belum berkesempatan menjejakkan kaki di sana.
Seperti kisah seorang jemaah yang telah uzur dan sedang sakit parah tapi sangat ingin pergi ke Tanah Suci, meskipun keadaannya tidak mengizinkan.
Kisah ini dibagikan oleh direktur lembaga pemberangkatan Haji dan Umrah Halcent Discovery Holidays Sdn Bhd yang dikutip Ohbulan.com, Rabu (21/12/2016).
Berikut kisah selengkapnya:
Pengalaman yang dibagikan seorang jemaah kami.
Ada seorang hamba Allah, Pakcik fauzi dari kota bharu, Malaysia berusia 59 tahun yang sangat ingin berangkat Umrah untuk 16 Desember 2016, dengan alasan dia tak dapat pergi haji karena kondisi fisiknya ditambah sakit ginjal yang diidapnya.
Dikarenakan dia sangat sedih tak dapat pergi haji dia berusaha untuk menunaikan umrah.
Jadi saat pendaftaran pihak perusahaan kami sudah beritahu kebarangkatan Umrah tergantung kepada persetujuan docter.
Beberapa minggu sebelum berangkat kita temukan dia tidak berada dalam kondisi baik.
Tapi ia tetap bersikeras ingin pergi umrah December sampai telepon menangis-nangis kepada manajer kelompok untuk mengizinkan dia pergi.
Dengan alasan dia sangat ingin sangat melihat Ka'bah.
Akhirnya dokter mengizinkan dia pergi dengan syarat harus memeriksakan diri di Makkah dan Madinah saat Umrah.
Alangkah bahagianya Pakcik Fauzi ketika dia dapat izin.
Dia pun langsung mengirim pesan kepada koordinator keberangkatan Umrah.
"Saya doakan supaya dipermudahkan semua urusan dalam mengelola saya di mekah nanti".
Tiba saat keberangkatan dia naik pesawat dengan kursi roda bersama empat jemaah lain yang menggunakan kursi roda dan 200 lebih jemaah lainnya.
Setelah perjalanan 13 jam, tiba untuk check in hotel, petugas terkejut karena pakcik Fauzi harus digendung dan wajahnya terlihat sangat lelah.
Tapi semangat beliau kuat, dan kami terkejut setelah selesai check In hotel AL safwah Orchid Makkah, beliau turun untuk melakukan umrah, tawaf saie dengan berjalan kaki, dan ia mampu menyelesaikannya sendiri ditemani istri dan anak lelaki remaja beliau.
Setelah pulang ke kamar, ia mungkin kelelahan dan agak lemah, keesokkan hari pihak kami membawa dia dan 2 orang lagi pasien ginjal untuk perawatan dialisis.
Setelah selesai kondisinya terlihat masih sanga lelah bahkan setelah pulang ke hotel, lewat tengah malam dia muntah darah.
Kami bergegas membawa dia ke Rumah Sakit King Abdul Aziz di Makkah.
Setelah perawatan susulan. Ia diizinkan pulang untuk beristirahat, sampai di hotel kondisinya masih belum pulih, malah lewat malam semakin parah, keesokkan pagi saya sendiri bersama Mutawaif yang berpengalaman bersama anak dan istri beliau merujuknya ke bagian Unit Gawat Darurat Rumah Sakit King Abdul Aziz.
Selesai check semuanya dimasukan ke UGD selama 2 jam setelah di periksa semua ia dimasukkan ke unit perawatan intensif (ICU).
Mengingat ICU jadi saya pun harus kembali ke hotel untuk mengurusi jemaah di hotel.
Saya pun pulang dengan pesanan kalau ada apa-apa beritahukan saya untuk segera ke rumah sakit.
Pada jam 4 pagi kami terima panggilan telepon dari anaknya mengatakan ayah dia atau pakcik Fauzi sudah meninggal ...
Bergegas setelah subuh langsung ke rumah sakit untuk uruskan perihal dokumentasi dan segala yg terkait.
Segalanya berjalan lancar dan cepat selesai dan jenazah siap utk dimandikan sebelum shalat Asar.
Saat ini lah terngiang di pikiran pesan terakhir dari beliau berbunyi ... "Saya doakan supaya dipermudahkan semua urusan dalam mengurusi saya di Mekah nanti".
Saat saya di dalam mobil jenazah untuk mandikannya, melihat anak, istri dan kontak membaca yasin .. berdetak di hati bahwa beruntungnya Jenazah Pakcik Fauzi.
Wajah yang gelap dan sakit sebelum ini berubah menjadi cerah dan bersih akan disembahyangkan oleh ribuan manusia dia Masjidil Haram Makkah.
Ketika ditanya kepada istrinya, katanya Allahyarham pakcik Fauzi, memang sangat ingin ke Mekah dan memang niat dia nak meninggal di sini.
Dan sehari sebelum beliau meninggal, anak sulung beliau bermimpi abah akan meninggal awal subuh, memang menjadi kenyataan keesokkan harinya. Subahanallah ...
Ketika melihat pengakhiran baik seseorang menetes air mata saya mengenangkan nasib diri ini nanti ...
Berbagai pertanyaan di pikiran, bagaimana pengakhiran aku nanti? Apakah akan ada orang menangis kepergian saya?
Apakah akan ada org yg akan mendoakan saya? Apakah akan ada orang yg sholatkan saya ...
Apakah semua jemaah yg pergi melalui perusahaan saya menghargai saya sebagai hamba Allah yg mengatur ibadah umrah mereka atau pada pandangan mereka saya sekadar pengusaha yang menjalankan bisnis karena keuntungan semata-mata?
Subahanallah ... hanya Allah swt saja yg tahu perasaan hati ini ketika itu disertai dengan tetesan airmata ...
Di dalam hati mendoakan jadikan umrah ini sebagai ibadah yg kita membantu sesama islam, jaga hubungan keluarga, jaga hubungan saudara dan kenalan. Insyallah ...
Sekadar berbagi untuk kita menilai diri kita dari dalam satu situasi yg belum pernah kita bayangkan. Semoga Allah swt tempatkan dia ditempat orang yang saleh dan beriman.
Amiiin
Nurkilan Direktur
HALCENT DISCOVERY HOLIDAYS SDN BHD
21 DEC 2016
Makkah Al Mukarramah.