Helikopter TNI Hilang Kontak
Keluarga Lettu Yohanes Keberatan dengan Informasi Kru Helly Bell HA-5166 Tak Ada yang Selamat
"Omongan Gubernur (Irianto) itu tidak benar, dia sudah mendahului TNI, apakah ada kewenangan seorang gubernur memberikan informasi atas insiden ini,
TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Pihak keluarga Lettu Cpn Yohanes Syaputra merasa keberatan informasi yang disampaikan oleh Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie, menyatakan bahwa kru Helikopter Bell tidak ada yang selamat, hal itu dipastikan tidak benar.
Pasalnya informasi yang diterima keluarga, Minggu (27/11/2016) pukul 14.20 regu penyelamat yang terdiri dari enam anggota SAR menemukan satu kru yang hidup.
Bahkan pemberi informasi meyakinkan seluruh kru masih hidup dan masih dalam pencarian.
"Omongan Gubernur (Irianto) itu tidak benar, dia sudah mendahului TNI, apakah ada kewenangan seorang gubernur memberikan informasi atas insiden ini, sebaiknya gubernur mengkroscek serta tidak asal bicara," jelas perwakilan keluarga Lettu Cpn Yohanes.
Pihak keluarga menyayangkan juga gubernur yang asal bicara menyatakan kru tidak ada yang selamat, keluarga mempertanyakan apakah gubernur berada di lokasi dan ikut mengevakuasi.
"Terlalu terburu-buru melebihi Mabes TNI mengeluarkan pernyataan," ungkap para keluarga kepada Tribunsumsel.com.
Adanya berita omongan gubernur membuat suasana rumah yang tadinya tenang mencari informasi, tiba-tiba cemas akibat berita yang belum tentu akurat informasinya.
Diakui banyak sanak kerabat cemas dan menelepon kebenaran informasi dari mulut gubernur yang dianggap menyesatkan.
BREAKING NEWS: Kru Helly Bell HA-5166 Tidak Ada yang Selamat
Sebelumnya Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie memastikan tak ada satu pun kru helikopter Helly Bell HA-5166 yang hilang kontak Kamis (24/11/2016) siang, selamat.
Helikopter milik TNI AD ini diketahui jatuh di Desa Long Sulit, Kecamatan Mentarang Hulu, Kabupaten Malinau.
Heli ini dikabarkan bertolak dari Tarakan menuju kawasan Long Bawan membawa barang-barang logistik untuk keperluan di kawasan perbatasan.
Dikabarkan kontak terakhir dari heli sekitar pukul 11.29 Wita.
"Saya dapat kabar hari ini dari masyarakat di sana, dipastikan semua kru yang ada di dalam helikopter itu tidak ada yang selamat," kata Irianto Lambrie, yang ditemui sejumlah wartawan di ruang VIP Bandara Juwata Tarakan, Minggu (27/11/2016).
Orang nomor satu di Provini Kaltara ini mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya para kru Heli Bell milik TNI Angkatan Darat (AD) yang ditumpangi lima awak itu.
"Atas nama pribadi dan masyarakat Kaltara saya mengucapkan bela sungkawa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," kata Irianto.
Sementara itu pantauan Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network) tujuh mobil ambulance telah siap di Makolanud Tarakan.
Bahkan di ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan sudah berdiri tenda biru dan dipagari portal.
Identitas Kru
Diberitakan sebelumnya, helikopter milik TNI Angkatan Darat dilaporkan hilang kontak di Tarakan Kalimantan Utara, Kamis (24/11/2016) siang.
Oktafianus, Kasi Ops Basarnas Kantor SAR Balikpapan mengatakan, helikopter Helly Bell HA-5166 yang hilang kontak berangkat pukul 10.54 Wita terbang menuju Long Bawan.
Pada pukul 10.57 Wita, pilot melakukan kontak terakhir dengan Tarakan Tower dan diarahkan untuk kontak ke Malinau Tower.

Lettu Yohanes pilot helikopter TNI AD yang hilang kontak di perbatasan Indonesia-Malaysia.
"Sekitar pukul 11.16 Wita kontak pertama dengan Malinau Tower," katanya.
Helikopter membawa kru lima orang dan membawa Logistik Pamtas kembali melakukan kontak pukul 11.29 Wita dengan Malinau Tower pada posisi 8NM dari Malinau.
"Namun setelah itu mengalami hilang kontak," kata Oktafianus.
Helikopter yang mengalami lost contac berjenis Bell 5166 TNI yang biasa digunakan membawa dorlog dari Tarakan Menuju Long Bawan.
Mereka membawa lima kru yang semuanya personel TNI.
Mereka adalah Lettu Cpn Abdi, Lettu Cpn Yohanes Syahputra, Lettu Cpn Ginas, Sertu Bayu dan Praka suyanto.
