Anak Tewas di Tangan Ibu Kandung
Bocah Korban Kekerasan Ibu Kandung Itu Akhirnya Istirahat dengan Tenang
Pemakaman bocah tak bersalah ini dimakamkan tak jauh dari TKP yakni di Jalan Lubuk Bakung, RT 06/RW 09, Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG- Korban kekerasan terhadap bocah berusia empat tahun Brayn Aditya Fadhillah yang tewas akibat tendangan maut sang ibu akhirnya dimakamkan, Selasa (22/11/2016).
Pemakaman bocah tak bersalah ini dimakamkan tak jauh dari TKP yakni di Jalan Lubuk Bakung, RT 06/RW 09, Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang.
Sang ayah, Salbani (30) secara langsung mengantar sang anak ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Nampak dengan wajah tegar sang ayah pun mengendong bocah yang tewas ditangan sang ibu kandungnya.
Nampak para tetangga pun ikut mengantar Bryan dengan raut muka berduka.
Pihak dari jajaran Polresta Palembang, juga terlihat melakukan pengamanan di rumah duka.
Laporkan Suaminya ke Polisi, Siska Keceplosan Ngomong Sesuatu, Rahasia Kematian Anak Pun Terbongkar
Salbani (25) terpaku menatap jenazah putranya, Bryan (4), yang terbujur kaku di lemari pendingin kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Tangannya bergetar mengusap kepala Bryan, kemudian menutup mata bocah malang itu. Salbani terlihat menyesal.
Bryan tewas akibat ditendang-tendangi oleh ibunya, Siska (23), di rumah kontrakan Jalan Lubuk Bakung Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Senin (21/11).
Bocah itu sudah meninggal empat jam sebelum polisi datang dan membawa jenazahnya ke RS Bhayangkara.
Kalau saja Siska tidak keceplosan sudah membunuh putranya itu, bisa jadi kasus ini terungkap dalam waktu yang lebih lama lagi.
Bermula ketika Siska mendatangi Mapolresta Palembang, Senin siang.
Dia melaporkan Salbani, suami yang acap kali memukulinya.
Saat dimintai keterangan oleh polisi yang bertugas di SPK, Siska keceplos menyebut anaknya sudah meninggal dunia.
Polisi langsung menginterogasi ibu muda itu.
Siska pun mengaku telah menendangi Bryan.
Polisi mendatangi kontrakan Siska sekitar pukul 15.30 mendapati jenazah Bryan tergeletak dan mulai mengeras di ruang tamu.
Terlihat banyak luka memar di tubuhnya. Terutama di paha dalam, ada belasan bulatan biru seperti bekas cubitan.
Tewasnya Bryan, banyak tidak ketahui warga sekitar, termasuk Salbani yang saat kejadian sedang bekerja sebagai buruh.
Kejadian ini baru diketahui setelah polisi mendatangi lokasi kejadian di kontrakan tiga pintu milik Susi Susanti.
Kontrakan Salbani berada di tengah, langsung dicek dan ternyata ditemukan Bryan sudah tergeletak di ruang tamu tak bernyawa lagi.
Salbani yang dijemput dan tiba menggunakan sepeda motor terlihat syok saat tiba di rumahnya.
Salbani langsung ditenangkan pihak keluarga dan dibawa masuk ke dalam rumah orangtuanya tidak jauh dari lokasi kejadian.
Salbani sempat akan mengamuk saat sampai di rumah orangtuanya setelah mendapat informasi bila anak laki-lakinya tewas diduga dipukuli sang istri.
"Tenang-tenang," kata keluarga dan warga yang ada di rumah orangtua Salbani.
Salbani langsung dibawa masuk ke dalam rumah orangtuanya untuk ditenangkan.
Beberapa menit masuk, Salbani sempat kembali keluar rumah dan hendak mencari sang istri.
Tetapi, sang istri telah diamankan di Polresta Palembang.
Di lokasi kejadian, beredar informasi bila Bryan sering dipukuli sang ibu di dalam rumahnya ketika sang ayah tengah pergi bekerja.
Informasi bila Bryan sering dipukuli Siska juga sempat didengar keluarga Salbani.
Keluarga Salbani sebetulnya juga sempat ingin melaporkan Siska ke polisi karena pemukulan yang dilakukannya terhadap Bryan.
Namun, itu belum sempat dilakukan dan malah Siska akan melaporkan sang suami ke polisi dengan alasan menjadi korban KDRT.
"Kami sering mendengar dari keluarga Salbani ini, kalau Bryan itu selalu dipukuli."
"Tetapi, namanya tetangga tidak mau ikut campur lantaran itu urusan rumah tangga orang," ujar seorang lelaki paruh baya yang enggan menyebutkan namanya saat ditemui di lokasi kejadian.