PON JABAR 2016

KONI Siap Siap Evaluasi Hasil PON XIX Jabar

Tetapi ada atlet yang di luar dugaan malah bisa menyumbangkan medali emas, olahraga memang sangat dinamis

ISTIMEWA
DEFILE---Kontingen Sumsel berdefile pada Pembukaan Pekan Olah Raga Nasional (PON) Jabar XIX /2016 yang dihelat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Sabtu (17/9) malam. Di barisan depan Ketua Harian KONI Sumsel Nasrun Umar dan Wakil CDM Sumsel Akhmad Yusuf. 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANDUNG - Melesetnya target masuk 10 besar di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jabar 2016 langsung mendapat perhatian serius dari jajaran pengurus KONI Sumsel.

Salah satu poin terpenting yang akan menjadi fokus nantinya adalah pola pembinaan atlet di Sumsel.

“Dalam olahraga harus ada target setinggi mungkin, setiap provinsi yang lain pun juga pasti menginginkan target yang sama. Atlet Sumsel sudah berusaha semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik. Hasil di PON Jabar ini akan menjadi evaluasi KONI bersama stake hoder yang lain,” ujar ketua umum KONI Sumsel, Nasrun Umar saat ditemui Selasa (27/8/2016) di Bandung.

Berdasarkan pantau pihaknya, ada beberapa cabor yang memang meleset dari target dan dikarenakan sejumlah faktor.

“Sebagai contoh di atletik, ada atlet yang kita prediksi mampu meraih medali emas ternyata gagal. Tetapi ada atlet yang di luar dugaan malah bisa menyumbangkan medali emas, olahraga memang sangat dinamis,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Sumsel ini.

Terkait evaluasi dan peningkatan prestasi kedepannya, Nasrun menggarisbawahi pentingnya pembinaan atlet muda dan berbakat sejak dini. Dirinya pun menepis anggapan bahwa kegagalan kontingen Sumsel dikarenakan kurangnya waktu persiapan (TC) cabor.

“Pelatda kita berlangsung 7 bulan, beberapa cabor malah lebih lama. Jadi kalau soal itu rasanya tidak bisa dijadikan alasan, begitu juga kebutuhan atlet sudah terpenuhi. Dengan segala keterbatasannya, sekarang tinggal mungkin pola pembinaan atlet yang harus diperbaiki,” tegasnya.

Menurutnya, di dalam olahraga semuanya sangat mungkin terjadi. Dirinya pun mencontohkan kejadian mencengangkan dan menggemparkan dunia saat tuan rumah Brasil dikalahkan dengan telak 1-7 oleh Jerman di Piala Dunia 2014 lalu.

“Siapa yang menyangka Brasil tersungkur dengan telak di Maracana, kandangnya sendiri. Hidup kita harus terus berjalan dan tidak boleh berhenti setelah hasil ini,” tambahnya.

Pihaknya pun mengaku bersama jajaran terkait siap menerima masukan dari pihak-pihak lain demi kebaikan serta kemajuan olahraga Sumsel kedepan.

“Bagian dari evaluasi iya, namun jangan menghakimi. Kedepan semua akan kita benahi, pembinaan usia dan berjenjang menjadi prioritas sehingga tidak ada kekosongan atlet di semua tingkatan,” ungkap Nasrun.

Terkait sudah adanya permintaan agar Sumsel mendatangkan pelatih asing sebagai upaya peningkatan prestasi atlet, Nasrun mengaku hal tersebut juga akan menjadi pertimbangan kedepan.

“Tetapi saya tegaskan bahwa saya pribadi lebih senang menggunakan jasa pelatih lokal. Namun jika sudah tidak ada lagi pelatih Indonesia yang mumpuni, baru hal itu menjadi pertimbangan. Sebagai contoh saat saya dipercaya menjadi manajer SFC, di awal banyak yang meminta agar SFC memakai pelatih asing, namun sekarang terbukti bahwa pelatih lokal tetap bisa bersaing dan prestasi SFC juga sangat baik hingga saat ini,” pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved