PON JABAR 2016
Kasus Pemukulan Atlet, Sumsel Tunggu Instruksi Gubernur
Kalau kata pak gubernur lanjakke (lakukan, red) akan kita lanjakke soal laporan hukum ini, sekarang kita tengah menyiapkan proses lanjutan hukum.
TRIBUNSUMSEL.COM, BANDUNG - Usai melaporkan insiden pemukulan yang dilakukan oleh atlet polo air Jabar nomor punggung 2 terhadap atlet polo air Sumsel, Aben Wisander yang terjadi saat kedua tim bertemu di babak semifinal Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jabar 2016, Senin (19/9) lalu, KONI Sumsel mengaku akan terus mengawal kasus ini.
Hal ini ditegaskan oleh ketua harian KONI Sumsel, Nasrun Umar saat disambangi di posko kontingen Sumsel di Bandung, Selasa (27/9) sore. Menurutnya, saat ini pihaknya sudah mempersiapkan semua bukti mulai dari video hingga hasil visum RS sebagai bahan bila nanti dimintai keterangan oleh pihak berwajib.
Namun Nasrun mengaku bahwa bahwa pihaknya juga menunggu arahan dari Gubernur Sumsel Alex Noerdin selaku ketua umum KONI Sumsel untuk mengambil sikap terkait pemukulan hingga mengakibatkan atlet polo air hingga pecah kepala.
"Kalau kata pak gubernur lanjakke (lakukan, red) akan kita lanjakke soal laporan hukum ini, sekarang kita tengah menyiapkan proses lanjutan hukum. Namun, kita tinggal momentum untuk meneruskan perlakuan brutal atlet tuan rumah itu," jelasnya.
Seperti diketahui, atlet polo air Sumsel menerima tindakan tidak terpuji dari atlet polo air tuan rumah yang melakukan pemukulan hingga menyebabkan kepala pejuang olahraga Sumsel pecah pada babak semifinal beberapa waktu lalu.
Bahkan, imbas dari insiden memalukan ini seluruh publik olahraga tanah air mengambil sikap dengan menghujat Jabar tidak siap menyelenggarakan PON di dunia maya.
Pria yang juga menjabat sebagai manajer SFC ini sangat menyayangkan perlakuan atlet polo air Jabar. Padahal, di dalam olahraga tindakan fair play harus dijunjung tinggi. Jika sikap adil telah dilakukan namun fakta di lapangan berbeda, tinggal Pengurus Besar (PB) PON lah yang harus bertindak untuk mengambil sikap seluruh prilaku atlet saat berlaga.
"Ruh olahraga itu adalah sportifitas. Apabila sudah tidak dipegang lagi maka hancurlah olahraga. Ketika kita dicurangi hingga dipukul, tentunya Sumsel akan bersikap mencari keadilan," pungkasnya.
Sebelumnya, KONI Sumsel secara telah resmi melaporkan atlet Jabar tersebut ke Polres Soreang Kabupaten Bandung, Kamis (22/9) lalu bersama korban. "Saya bersama atlet yang dipukul dengan dokter, sudah melaporkan hal ini ke Polres Soreang pada pukul 11.00 WIB Kamis (22/9). Kami sudah menjalani BAP, namun pihak Polres meminta kami melengkapi berkas hasil visum dari rumah sakit," kata H Rusli Nawi, Koordinator Keamanan Kontingen PON XIXSumsel.
Ia mengatakan, awal pelaporan ini atas hasil rapat jajaran kontingen Sumsel, yang sangat kecewa saat mengetahui atlet Jabar yang memukul tersebut, hanya diskors pada hari pertandingan, Senin (19/9/2016) itu saja. Besoknya, Selasa (20/9/2016), atlet tersebut tetap memperkuat Jabar melawan tim DKI.
"Kami sangat kecewa seharusnya tidak main di pertandingan selanjutnya. Akhirya ada instruksi dari pihak KOI, Muddai Madang melalui Kadispora Sumsel Yusuf Wibowo untuk tetap melanjutkan kasus ini dan melaporkan ke pihak kepolisian karena ada tindak pidana penganiayaannya," ujar Rusli