PON JABAR 2016
Chef de Mission Sumsel : Ada Kecurangan Pada PON Jabar
"Sekelas PON hal seperti itu tidak boleh terjadi, terlihat ketidaksiapan panitia dalam menyelenggarakan cabor menembak," ungkapnya lagi.
TRIBUNSUMSEL.COM, BANDUNG - Sikap tidak sportif yang dialami oleh kontingen Sumatera Selatan dalam ajang pekan olahraga nasional (PON) XIX dari cabang olaharaga Polo Air, Menembak dan Biliar oleh tuan rumah Jawa Barat sehingga merugikan Sumsel, membuat Chef de Mission Muhammad Adil melayangkan protes keras terhadap panitia.
Baik panitia pelaksana, pengurus cabor dan panitia PB PON, sudah dilayangkan nota protes untuk segera menanggapi dan mengevaluasi penyelenggaraan olahraga multievent tersebut. CDM meminta agar kejadian yang merugikan kontingen Sumsel tidak terjadi di sisa pertandingan PON yang tinggal 7 hari lagi.
"Seharusnya tidak perlu terjadi dan kita dirugikan, apalagi itu target medali emas, jadi bisa dikatakan ada kecurangan lah," ungkap pria yang menjabat sebagai Dirut Bank SumselBabel tersebut, Jumat (23/9/2016) saat ditemui di venue Squash Siliwangi Center Bandung.
Mantan atlet voli Sumsel dan pernah mengikuti PON XI tahun 1985 lalu ini juga tak bisa menutup kekecewaan panitia. Sebab disaat cabor menembak berlangsung dan atlet yang turun adalah andalan Sumsel yakni Maharani, kesalahan fatal dilakukan tuan rumah.
"Saya ada disitu, nah yang bermasalah di tempat kita, kan nilai itu akan terlihat setelah tembakan mengenai target langsung tampil dan kelihatan hasilnya, nah itu yang kita masalahkan," katanya.
"Sekelas PON hal seperti itu tidak boleh terjadi, terlihat ketidaksiapan panitia dalam menyelenggarakan cabor menembak," ungkapnya lagi.
Sedangkan terkait dirugikan dalam pertandingan Polo Air dan atlet Sumsel yang dipukul oleh atlet Jabar, telah dilaporkan ke kepolisian. Sama seperti menembak pihaknya juga sudah melayangkan protes keras kenapa sikap fair play tidak diperlihatkan oleh tuan rumah.
Bukan hanya Menembak dan Polo Air, Biliar pun lagi-lagi tuan rumah mempermainkan kontingen Sumsel dengan menunda pertandingan selama 2 jam lebih. Dirinya menilai segi mental pasti akan terganggu dan hilang fokus, pihaknya juga sudah
mempertanyakan alasan tersebut.
"Yang protes bukan kita saja bahkan Kaltim dan Jakarta juga protes, nah ini harus ditanggapi oleh PB PON agar tidak terjadi lagi yang merugikan Sumsel," terang Adil.
Tidak ingin kecolongan, pihaknya akan menjaga pertandingan partai final tersebut agar tidak ada kecurangan baik dari tuan rumah maupun daerah lainnya.
"Jangan sampai ada kesalahan fatal di luar teknis, mudah-mudahan pertandingan berjalan lancar dan sportif sehingga tidak ada yang dirugikan, kami juga meminta panitia benar-benar menghitung angka yang dihasilkan," ungkapnya.
Dia menambahkan, Sumsel telah sabar dimana beberapa cabor dinilai ada tindakan permainan curang oleh tuan rumah. Sehingga setiap atlet yang masuk di partai final, Adil berharap pengurus KONI dan official memantau jalannya pertandingan.
"Kita sudah rapat dengan pengurus, memang perjuangan Sumsel sangat berat, saat ini harus ekstra dan teliti agar tidak dicurangi lagi," katanya.