Kangen Keluarga, Saat Pulang Hermansyah Malah Ditangkap Polisi

Menurut Hermansyah, peristiwa berdarah tersebut bermula saat ia berjualan minuman dan makanan di kawasan BKB. Saat itu

Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL/ SLAMET TEGUH RAHAYU
Hermansyah saat diamankan di Polresta Palembang 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Slamet Teguh Rahayu

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Selama dua tahun, Hermansyah (45), hidup berkelana dari satu kota ke kota lain.

Itu dilakukannya, karena ia menghindari kejaran anggota polisi, usai menjadi buronan karena terlibat kasus pengeroyokan hingga meninggalnya korban bernama Pariska.

Peristiwa itu sendiri, berlangsung di Komplek Benteng Kuto Besak (BKB) plataran Museum Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II, 20 Agustus 2014 yang lalu.

Namun, karena terdorong rasa kangen yang amat berat terhadap anak dan istrinya.

Sekitar sebulan yang lalu akhirnya Hermansyah memutuskan kembali ke kota Palembang.

Sialnya, selama berada di kota Palembang, gerak-geriknya ternyata langsung di amati oleh anggota Unit Pidana Umum (Pidum) Sat Reskrim Polresra Palembang, yang akhirnya mengamankan Hermansyah saat berada di kediamannya, Rabu (10/8/2016) malam.

"Kangen, sudah dua tahun tidak ketemu. Cuma komunikasi lewat telpon, jadi pulang. Tapi saya malah ditangkap polisi," ujar pria, yang tercatat sebagai warga Jalan Lorong Temon Kelurahan 27 Ilir Kecamatan Ilir Barat (IB) II ini saat diamankan di Mapolresta Palembang, Kamis (11/8)

Menurut Hermansyah, peristiwa berdarah tersebut bermula saat ia berjualan minuman dan makanan di kawasan BKB. Saat itu, Pariska datang ke tempat ia berjualan dan hendak membeli setengah bungkus rokok.

"Uangnya itu Rp 50 ribu, dia beli rokok Rp 8 ribu, katanya dia kembaliannya Rp 40 ribu saja, jadi saya kasih. Tidak tahunya uang itu uang palsu, jadi saya cari dia, dan terjadilah keributan itu." terangnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved