Mereka Terpencil Tidak Ingin Terkucil

Padahal keberadaan mobil internet selama ini sangat bermanfaat bagi masyarakat di kawasan yang lokasinya jauh dari pusat kota.

Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM/M.A FAJRI
JARINGAN STABIL - Seorang pria sedang mengecek sosial medianya menggunakan smartphone miliknya, dengan jaringan internet Telkomsel. 

Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Wawan Perdana

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG-“Jangan Biarkan Yang Terpencil Kian Terkucil” kalimat ini tertera jelas di belakang Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK).

Sarana yang selama ini sangat bermanfaat bagi warga pelosok ini sekarang tidak lagi terawat setelah pancaran satelitnya tiba-tiba terhenti pada akhir tahun 2014 lalu.

Mobil yang beroperasi sejak tahun 2010 itu kini teronggok begitu saja di sejumlah desa di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Bahkan ada yang sudah beralih fungsi sebagai gudang penyimpanan barang bekas.

Di Desa Lebung Itam, Kecamatan Tulung Selapan, mobil itu kini terparkir di belakang rumah warga, dekat kebun karet. Fisik mobil masih bagus, tetapi perangkat laptopnya sudah dipindahkan ke rumah kepala desa.

Padahal keberadaan mobil internet selama ini sangat bermanfaat bagi masyarakat di kawasan yang lokasinya jauh dari pusat kota. Masyarakat beragam usia berdatangan setiap hari untuk mengakses internet gratis dari lima unit laptop yang disediakan.

Pelajar biasa mengakses internet mulai siang hingga sore, mereka bergantian mengakses internet untuk kepeluan mencari bahan pelajaran tugas sekolah. Sementara pada malam hari, orang tua yang berdatangan, mereka rata rata mencari informasi mengenai cara bertani dan memantau harga karet.

“Mereka sebenarnya kurang bisa mengakses internet sendiri, tapi mereka punya keinginan kuat, saya mengajari mereka untuk mulai mencari informasi yang diinginkan dari internet,” ungkap Indra, Operator sekaligus Ketua RW di Desa Pangkalan Lampam, OKI kepada Tribun Sumsel yang berkunjung ke sana beberapa waktu lalu.

Operasional mobil-mobil dari program Kementerian Telekomunikasi dan Informatika ini terhenti sejak akhir 2014 lalu. Ketika Menteri Tifatul Sembiring lengser. Jaringan internet yang biasanya lancar mendadak terhenti, sementara operator pusat yang biasa dihubungi mengaku sudah tidak lagi bekerja dibagian itu.

Sejumlah warga sempat berpikir mereka yang tinggal di wilayah terpencil bakal semakin terkucil. Untuk mencapai desa ini saja Tribun Sumsel harus menempuh perjalanan sekitar empat jam dari Palembang.

Itu juga tidak melalui jalan mulus. Hampir sepanjang perjalanan menuju desa berupa tanah berlubang. Hanya beberapa kilometer berupa aspal rata.

Tribun Sumsel menuju desa waktu itu menggunakan mobil mini bus. Sempat muncul kekhawatiran apakah bisa sampai tujuan ketika menemui jalan rusak yang dipenuhi lumpur. Tetapi medan berat itu akhirnya bisa juga dilalui berkat tuntunan warga sekitar.

Harapan warga desa supaya mobil internet itu beroperasional kembali tidak terwujud. Sebagai gantinya, warga kini memanfaatkan smartphone (telepon pintar) untuk mengakses internet.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved