Oknum Paspampres Beli Senjata Ilegal

Tantowi yakin Presiden tak Tahu ada Oknum Paspampres Beli Senjata Ilegal

Sebelumnya, Tantowi menduga bahwa jual beli senjata ilegal untuk pengadaan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dibeli oleh oknum Paspampres

Editor: M. Syah Beni
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Tantowi Yahya 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA- Anggota Komisi I Tantowi Yahya mengklarifikasi pernyataan sebelumnya yang dimuat oleh tribun terkait pembelian senjata ilegal.

Sebelumnya, Tantowi menduga bahwa jual beli senjata ilegal untuk pengadaan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dibeli oleh oknum Paspampres di era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saya mengklarifikasi bahwa pembelian senjata ilegal tersebut terjadi ketika rombongan wapres mengunjungi Newyork dalam rangka sidang PBB di tahun 2015," ujar Tantowi kepada tribun, Sabtu (9/7/2016).

Tantowi menegaskan, pembelian senjata secara ilegal tidak boleh terjadi dengan dalih apapun. Rombongan resmi kepresidenan itu tidak boleh bawa apalagi beli senjata ilegal dari negara asing.

"Saya yakin Presiden dan Wakil Presiden tidak tahu bahwa bersama rombongannya ada senjata ilegal. Oknum pembelinya harus dikasih teguran dan hukuman," Tantowi menegaskan.

Dalam rilis yang diterbitkan Departemen Kehakiman AS yang dikutip dari kompas.com, menyebut bahwa di Pengadilan Federal New Hampshire, serdadu bernama Audi N Sumilat mengaku telah membuat pernyataan palsu ketika membeli senjata api di sebuah toko senjata resmi pada September dan Oktober 2015.

Saat itu, Sumilat menyatakan sejumlah senjata yang dia beli itu adalah untuk keperluan dirinya sendiri. Nyatanya, senjata-senjata tersebut dia beli untuk dijual kepada tiga anggota Paspampres yang karena berstatus warga asing tidak dapat membeli senjata api secara legal di AS.

Sumilat mengaku, dia dan tiga anggota Paspampres itu membuat rencana tersebut pada Oktober 2014, saat keempatnya berlatih bersama di Fort Benning, Georgia.

Setahun setelah pertemuan di Fort Benning, Sumilat kemudian membeli sejumlah senjata api di Texas. Dia kemudian mengirimkan berbagai jenis senjata tersebut ke kawannya, Feky R Sumual, di New Hampshire.

Selanjutnya, Sumual mengantarkan senjata-senjata itu ke beberapa anggota Paspampres yang sedang berdinas di Washington DC dan markas besar PBB, New York.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved