Pemilihan Wawako Palembang
Pengamat Politik : Peluang Fitirianti Agustinda Terpilih Paling Kuat Karena 'Titipan' Romi Herton
Saya yakin Finda dipastikan terpilih, meskipun Harnojoyo dapat pertentangan dari partai pengusungnya pada Pilkada 2013 lalu
Penulis: Arief Basuki Rohekan |

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Arief Basuki Rohekan
TRIBUNSUMSEL. COM,PALEMBANG--Pengamat politi Sumsel dari Ikatan Alumni (IKA) Fisip Universitas Sriwijaya (Unsri), Bagindo Togar menilai, seharusnya para partai politik khusunya anggota DPRD Palembang yang terdiri dari kader partai tersebut, bisa membedakan kepentingan yang lebih penting bagi masyarakat, dibanding kepentingan golongan.
Dirinya juga, sebenarnya tidak melihat permasalahan siapa yang menempati posisi Wawako itu penting saat ini, mengingat proses yang ada terlalu lama.
Diterangkannya, pemilihan yang sudah ditunggu ini, sebenarnya sudah diketahui siapa yang akan terpilih, dan dalam hal ini lebih pada ajang formalitas saja, demi melaksanakan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Menurut Bagindo, dari dua nama balon Wawako yaitu Fitrianti Agustinda (Finda) dan Suhaili, dirinya yakin jika Finda akan terpilih sebagai Wakil Walikota Palembang, mendampingi Harnojoyo.
"Saya yakin Finda dipastikan terpilih, meskipun Harnojoyo dapat pertentangan dari partai pengusungnya pada Pilkada 2013 lalu, namun Harnojoyo bisa menjawabnya, jika Finda juga berasal dari PDIP, dan diterima oleh DPRD Palembang,"tuturnya.
Ia menilai, Finda memiliki kans paling kuat karena merupakan "titipan" dari Romi Herton selama ini,dan telah dikondisikan dukungan partai yang ada, meskipun awalnya sempat dijegal partainya sendiri.
"Soal nama Suhaili itu, untuk mencari posisi aman saja atau penghibur, yang pasti Finda akan terpilih dengan suara yang signifikan,"capnya.
Bagindo juga mengungkapkan, posisi Wakil perlu diisi mengingat kinerja roda Pemerintahan kota (Pemkot) Palembang dibawah Harnojoyo, tak dipungkiri jika gagal, melihat beberapa indikator yang ada.
"Kinerja pemerintah itu sukses, jika unsur yang ada meningkat. Seperti PAD (Pendapatan Asli Daerah) naik, pelayanan pembangunan masyarakat yang prima, dan program-program pembangunan yang mengakomodir keinginan rakyat. Tetapi ini kebalikannya, PAD turun dan pembangunan kurang serta keinginan rakyat banyak tidak terakomodir,"tanadasnya
Dijelaskan Bagindo, adanya proses yang lama dari verifikasi persyaratan administrasi persyaratan balon Wawako Palembang oleh panitia pemilihan (Panlih) DPRD Palembang sebelumnya, ia sudah mencium aroma penghambatan, karena kekecewaan sejumlah Parpol atas putusan Wako.
Namun hal itu, hanya sesaat dan tidak akan menghambat proses terjadinya pemilihan Wakil Walikota (Wawako) yang dijadwalkan 3 Juni mendatang.
"Kemungkinan-kemungkinan upaya adanya skenario penghambatan bisa terjadi, baik dari PDIP maupun PAN, karena nama yang diusulkan bukan hasil rekomendasi PDIP. Namun, hasilnya tetap pemilihan akan dilangsungkan,"jelasnya.
Ditambahkan Bagindo, penghambatan yang terjadi selama ini lebih cenderung untuk "bergaining" deal-deal, demi menuju Pilkada Palembang nanti. Jikapun, ada ancaman proses pemilihan tidak berlangsung, hal itu tidak akan mempengaruhi Walikota, dan bisa saja akan lebih menguntung Harnojoyo kedepan.
"Jika tidak terlaksana pemiihan, dan Harnojoyo sendirian memimpin Palembang, itu akan menguntungkannya, sebab selama ia memimpin Palembang, peluang terpilihnya kembali ke Pilkada 2018 akan semakin besar, sebab memiliki kuasa yang besar,"pungkasnya.