Pakar Ini Beberkan Kebohongan Gracia Indri Soal Rumah Tangganya dengan David 'NOAH'

Seorang ahli pendeteksi kebohongan, Handoko Gani, MBA, BAII, mencoba menganalisa jawaban Gracia Indri dalam wawancara

Editor: M. Syah Beni
Tribunnews/Jeprima
Keyboardist grup band Noah, David Kurnia Albert Dorfel atau David Noah didampingi pasangannya, aktris dan presenter, Indria Sari Sulistyaningrum atau Gracia Indri melakukan final fitting baju pengantin di Rumah Mode Brutus, Pinangsia, Jakarta Barat, Sabtu (22/11/2014). Baju pengantin berupa stelan jas tersebut akan dikenakan pada saat resepsi pernikahannya dengan Gracia. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNSUMSEL.COM-Seorang ahli pendeteksi kebohongan, Handoko Gani, MBA, BAII, mencoba menganalisa jawaban Gracia Indri dalam wawancara dia acara "Ada-Ada Aja" beberapa waktu lalu.

Psaat iutu irfan hakim menanyakan permasalahan yang melanda rumah tangga Gracia Indri dan David Albert NOAH.

Saat itu Gracia ditanya siapakah yang paling sedih dalam masalah ini.

"Ketika dibilang ada masalah, ia terlihat memang ada masalah," ujar Handoko.

"Yang perlu disoroti ada beberapa hal diantaranya adalah soal komunikasi. Tetapi ada ekspresi wajah gesturnya tidak selaras, yang artinya kemungkinan itu tidak (ada komunikasi) atau sebaliknya," tambahnya.

Handoko menilai meski Gracia menjawab ia dan David sama-sama sedih namun dirinya-lah yang sebenarnya merasa sangat sedih.

"Ekspresi wajah, ketika ada pertanyaan tentang siapa paling sedih, jawabannya semuanya. Kalimat 'tapi' sesudah itu tidak selaras. Siapa yang sedih? 'semuanya, tapi bersyukur bisa kerja'," tambahnya. "Itu tidak mengisyaratkan kami (semuanya), tapi dia sendiri, secara itu kalimat semuanya, artinya 'tapi saya yang paling sedih'. Kalimat itu sebenarnya menceritakan tentang dirinya bukan semua," jelas Handoko.

Selain itu Handoko juga menilai tentang kemungkinan Gracia bisa rujuk kembali dengan David.

Manurut Handoko, Gracia terlihat ragu bisa rujuk kembali.

Selain itu, Handoko juga melihat ada rasa marah dalam diri Gracia pada sang suami.

"Jawabannya itu mungkin itu ada keraguan, ada ketakutan, kekhawatiran bahwa bisa rujuk. Jadi kesimpulannya benar ada masalah dalam keluarga, bisa jadi pemicunya komunikasi. Bukan pemicu, tapi pengantarnya," jelas Handoko. "Ada kekesalan, kemarahan pada suaminya, sekaligus kekhawatiran, ketakutan hubungan mereka tidak rujuk lagi."

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved