Penerjun TNI AU Gugur

Ini Kronologi Tewasnya Dua Penerjun Paskhas

"Pada saat ada demo udara, salah satunya adalah penerjunan dari ketinggian 2000, kami menerjunkan ratusan penerjun," kata Marsma Dwi Badarmanto, dalam

TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
ilustrasi.Sejumlah penerjun payung berusaha mendarat saat berlangsung acara Jogja Air Show 2016 di kawasan pantaiDepok, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (26/3/2016). Jogja Air Show yang akan berlangsung hingga Minggu (27/3) tersbeut selain diisi perlombaan dirgantara juga direncakan akan tampil penampilan aerobatik pesawat. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Dua penerjun dari pasukan elite Paskhas TNI Angkatan Udara meninggal akibat dua insiden berbeda saat latihan di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (7/4/2016) pagi.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma Dwi Badarmanto menjelaskan bahwa latihan terjun itu digelar dalam rangka gladi bersih hari ulang tahun ke-70 TNI AU pada 9 April 2016.

"Pada saat ada demo udara, salah satunya adalah penerjunan dari ketinggian 2000, kami menerjunkan ratusan penerjun," kata Marsma Dwi Badarmanto, dalam wwawancara di Kompas TV.

Dwi Badarmanto mengatakan ada dua insiden.

Yang pertama adalah saat prajurit tengah terjun, salah satu payung tidak mengembang sempurna.

"Talinya membelit sehingga tidak bisa dikendalikan parasutnya," kata Dwi Badarmanto.

Penerjun itu jatuh di salah satu rumah penduduk di Kompleks Lanud Halim Perdanakusuma.

Penerjun tersebut luka parah dan segera dibawa ke rumah sakit.

Beberapa saat kemudian, dia meninggal dunia.

Pada insiden kedua yang menewaskan seorang penerjun, disebabkan oleh angin besar.

Menurut Dwi Badarmanto, pada insiden kedua, itu payung penerjun mengembang sempurna.

"Namun saat akan mendarat tiba-tiba angin besar menghantam," ujarnya.

Akibat angin besar itu, pendaratan terganggu sehingga penerjun mengalami benturan.

Kedua penerjun dinyatakan meninggal sekitar pukul 11.00 WIB.

Dua anggota Denmatra I Paskhas yang meninggal tersebut, tercatat atas nama Kopda Benny yang mengalami benturan cukup keras di taxiway, dan Pratu Supranoto yang mengalami masalah pada bagian parasut.

Menurut informasi yang diperoleh Tribunsumsel.com, Pratu Supranoto berasal dari Sumsel, tepatnya di Kelurahan Jayamulya RT 05 RW 01 Kecamatan Semedawai Suku III Kabupaten OKU Timur sumsel.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved