Tari Kecak Siap Menyambut Hari Raya Nyepi dan GMT 2016

Persiapan demi persiapan sudah dilakukan dan sudah 95 persen mereka siap untuk memberikan yang terbaik bagi para pengunjung.

Penulis: Melisa Wulandari |
Istimewa
Para pemuda yang tergabung dalam Kesatuan Mahasiswa Hindu Darma Indonesia Provinsi Sumsel berfoto bersama pada saat sesi latihan Tari Kecak untuk menyambut Hari Raya Nyepi dan GMT 2016 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Melisa Wulandari.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Para pemuda dan remaja dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Darma Indonsia (KMHDI) Sumsel dan Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (PERADAH) Palembang siap memberikan yang terbaik tepat pada Gerhana Matahari Total, 9 Maret mendatang.

Persiapan demi persiapn sudaj dilakukan dan sudah 95 persen mereka siap untuk memberikan yang terbaik bagi para pengunjung yang datang di Benteng Kuto Besak yang datang untuk melihat GMT.

Selain memberikan pertunjukkan Ogoh-ogoh (boneka besar yang berwajah mengerikan). KMHDI dan PERADAH juga sengaja mengundang pelatih tari kecak dari kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

"Karena kami belum pandai dalam menari kecak jadi kami sengaja mengundang pelatih yang dari desa Karang Mulia, kabupaten OKU yaitu bapak Widi," ujar Pengurus KMHDI Sumsel, Made Suarte saat ditemui Tribun Sumsel di Pura Sriwijaya, Jalan Seduduk Putih, Palembang, Rabu (3/3).

Made juga mengatakan mereka berlatih setiap malam bersama Widi agar bisa maksimal saat tampil.

"Tari kecak sendiri membutuhkan 48 penari dan 7 orang pemain dramanya jadi kami para anggota inilah yang berlatih untuk yang memang benar serius tampil," katanya.

Tarian kecak sendiri memiliki makna dan sekaligus menyampaikannya dengan tarian dan drama di dala tarian ini. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.

Kecak juga berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

"Selain memberikan pertunjukkan Ogoh-ogoh dan tarian kecak, kami juga akan menyambut tamu dengan tarian asal Bali juga yaitu tari Puspan Jali yang dimana ada 5 penari wanita," lanjutnya.

Made dan teman-temannya juga berharap dengan adanya pertunjukkan untuk memeriahkan karena GMT melintasi Kota Palembang, mereka bisa menjadi bagian dari acara-acara yang diadakan Dinas Budaya dan Pariwisata provinsi Sumsel.

"Dan pastinya bisa ikut memajukan kota Palembang dan pastinya kami bangga bisa menjadi bagian dari acara Disbudpar Kota Palembang dan Provinsi Sumsel," pungkasnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved