KOMUNITAS
KAPASS, Berawal dari Hobi Kini Miliki 150 Anggota yang Memelihara Ayam Serama
Kalau lagi stres atau pusing karena kerjaan, kita selalu mendatangi kandang ayam serama untuk melihat ayam.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ayam serama sudah lama menjadi hewan hias yang banyak diminati masyarakat, termasuk wilayah Palembang. Bagi pecinta ayam serama, ayam ini dinilai memiliki bentuk yang unik sekaligus lucu. Setiap kali melihat, stres serasa hilang.
Hal inilah yang membuat anggota Komunitas Pelestari Ayam Serama Sumsel (KAPASS) cinta bukan main dengan ayam serama. Ukuran ayam yang kecil ketimbang jenis ayam yang lain ditambah dengan lenggak-lenggok jalan bak model di atas catwalk membuat segenap anggota KAPASS tidak bosan-bosan melihat ayam seram milik mereka setiap hari. Bahkan, usai disibukan dan dipusingkan dengan segala urusan pekerjaan, ayam serama menjadi obat ampuh untuk mengusir segala stres tersebut.
Ayam serama jantan
Ayam serama betina
"Kalau lagi stres atau pusing karena kerjaan, kita selalu mendatangi kandang ayam serama untuk melihat ayam. Bentuk mereka yang unik ditambah dengan bulu dan cara berjalan membuat stres itu bisa hilang," kata Ketua KAPASS, Muhammad Bernie, belum lama ini.
Terkait KAPASS, Bernie mengatakan, terbentuk sejak 2 Mei 2010. Terbentuknya komunitas ini bermula saat adanya beberapa masyarakat yang sudah memelihara ayam serama. Diperjumpakan via media sosial, mereka lalu bertemu dan sepakat untuk membentuk suatu wadah pencinta ayam serama bernama KAPASS. Kini, anggota KAPASS sudah berjumlah 150 orang, dimana setiap individu bisa lebih dari seekor memelihara ayam serama.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
Mewakili rekan-rekannya sesama pecinta ayam serama, Bernie mengatakan, memelihara ayam serama bisa dikatakan susah-susah gampang. Ini berlaku untuk pemilik ayam serama yang menginginkan ayam seramanya tampil dalam suatu kontes. Harus dilakukan dengan perawatan sungguh-sungguh untuk mendapatkan fisik dan bobot ayam serama standar suatu kontes.
Namun, bagi yang sekadar suka memelihara ayam serama, merawat ayam ini amat gampang. Cukup diberi makan teratur, membersihkan kandang, dan memandikan ayam dua pekan sekali. Jikaa rutin dilakukan, ayam serama dalam beberapa waktu akan menjadi seperti yang diinginkan.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
"Untuk kontes, ayam harus rutin dijemur di pagi hari dan dimandikan sepekan sekali. Tujuanya, ayam bisa bebas dari penyakit dan bulu bisa semakin lebat," kata Bernie.
Memelihara ayam serama, lanjut Bernie, tidak membutuhkan banyak biaya. Membeli ayamnya pun tidaklah mahal. Namun, jika ayam serama sudah beberapa kali memenangi suatu kontes, harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Inilah salah satu keutamaan dari sering ikut kontes.
"Memelihara ayam serama sudah menjadi salah satu hobi dan bisa dilakukan di waktu lengang. Jadi, sama sekali tidak menyita waktu pekerjaan maupun untuk urusan rumah," kata pegawai swasta ini.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
Bisa Dirawat di Pemukiman Padat
Memelihara ayam, bagi kebanyakan orang, dinilai tidak bisa dilakukan di tengah pemukiman padat. Selain alasan kenyamanan lingkungan, kotoran ayam dinilai bisa mendatangkan penyakit jika tidak rajin dibersihkan. Sebab itu, untuk memelihara ayam dengan jumlah banyak, haruslah dilakukan di lokasi yang belum banyak ditempati masyarakat.
Ketua KAPASS, Mohammad Bernie
Namun, menurut Bernie, memelihara ayam serama adalah pengecualianya. Ayam serama bisa dipelihara di manapun, termasuk di lokasi yang padat akan penduduk. Ini dikarenakan ayam serama dijamin tidak akan menganggu kenyamanan masyarakat setempat dan kotoranya tidak sesemerbak kotoran jenis ayam yang lain.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
"Untuk beberapa jenis ayam, seperti ayam negeri atau ayam kampung, memang tidak bisa dirawat di pemukiman padat karena kotoran mereka aromanya kemana-mana. Beda dengan ayam serama, yang kotoranya sedikit dan mudah untuk dibersihkan," kata Bernie.
Apalagi, kata Bernie, ayam serama yang berukuran kecil bisa diletakan di dalam kandang khusus. Kandang khusus ini ukuranya jauh lebih kecil ketimban ukuran kandang jenis ayam lain sehingga untuk menempatkanya tidak diperlukan halaman yang luas. Bahkan, bisa diletakan di dalam rumah yang sudah disediakan ruangan khusus untuk kandangnya.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
Lagian, masih kata Bernie, memelihara ayam serama sangat disarankan di lokasi yang ramai. Tujuanya, untuk membiasakan ayam serama berada di tempat yang banyak suara, sesuai dengan suasana suatu kontes. Dengan demikian, saat kontes tiba, ayam serama sudah tidak kaget lagi dengan hingar bingar suara mereka yang menyaksikan lomba.
"Setiap kontes ayam serama, akan selalu ada teriakan dari pemilik ayamnya untuk memacu ayam tampil baik. Jika ayamnya sudah terbiasa dengan suara-suara itu, dia tidak akan kaget," kata Bernie.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
Empat Kali Host Kontes Nasional
Belum lama ini, sejumlah Pecinta ayam serama dari berbagai provinsi ikut Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang. Kontes ini disenggarakan oleh KAPASS Sumsel selaku salah satu kelompok pencinta ayam serama di Sumsel.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
Dikatakan Bernie, ini merupakan keempat kalinya Sumsel menjadi tuan rumah kontes ayam serama. Yang patut diapresiasi, kontes ini diadakan secara berturut-turut di wilayah Palembang terhitung sejak 2012.
"Kita sudah pernah menggelar kontes serupa di sejulah mall di Palembang. Peserta yang datang kebanyakan dari Sumatera dan ada beberapa dari Jawa," kata Bernie.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
Untuk tahun ini, Bernie mengatakan jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, kontes digelar di alam bebas dan mengusung tema yang diusung adalah Back to Nature. Tujuan dari panitia, masyarakat bisa kembali menyadari pentingnya udara bersih sehingga diharapkan secara bersama-sama bisa merawat alam. Selain itu, mereka juga diajak untuk mencintai hewan, yang notabene banyak dipelihara di TWA Punti Kayu.
Selama kontes, puluhan pasang mata mereka yang datang tertuju pada ayam serama yang diletakkan di meja bundar. Hanya juri dan panitia yang oleh berada di area ini, sementara mereka yang menyaksikan dan pemilik ayam tidak boleh. Meski demikian, pemilik ayam tetap mencoba memberi semangat dan memancing ayam seramanya untuk menunjukan kebolehan yang dimiliki. Mereka berteriak dan memukul-mukulkan benda dengan harapan ayam seramanya bisa tampil maksimal di hadapan juri.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
Ayam serama yang tampil maksimal terlihat begitu lucu. Mereka melangkah pelan layaknya model cantik yang tengah berjalan di atas catwalk. Sesekali, ayam serama ini mengangkat satu kakinya untuk melanjutkan langkah. Dengan iringan musi yang dinyalakan panitia lewat alat pengeras suara, apa yang ditunjukan ayam-ayam serama ini sudah tak ubahnya seperti seorang model.
Yang membuat lucu tidak hanya kelentikan ayam serama berjalan di atas meja bundar, namun posisi jalan yang membusungkan dada berkesan ayam seramah ini begitu angkuh. Dada mereka angkat sehingga posisi tubu tegak. Dengan posisi ini, mereka melangkah pelan mengelilingi meja bundar. Sekitar satu meter di belakang si ayam, ada juri yang tampak fokus mengamati seluruh bagian tubuh dan gerak-gerik si ayam.
Kontes Nasional Kesenian Ayam Serama di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang.
Bernie, Ketua Panitia acara ini, mengatakan kontes ini berskala nasional karena peserta yang datang tidak hanya dari wilayah Sumsel. Mereka ikut kontes setelah mendaftar beberapa jam sebelum kontes dimulai. Pendaftaran dilakukan secara langsung karena panitia ingin melihat fisik ayam serama untuk selanjutnya dilombakan sesuai dengan fisik si ayam tersebut.
"Ada 11 kategori lomba dan masing-masing ayam serama diikutkan pada lomba sesuai denganf fisik mereka. Peserta mayoritas datang dari kalangan komunitas, namun ada juga yang dari umum karena tidakie terikat pada suatu komunitas," kata Bernie.(refly permana)