Arti Pahlawan Bagi Mahasiswi Penjual Roti
Selain prestasinya yang kuliah tanpa biaya karena terpilih sebagai peraih beasiswa bidik misi, Ega juga dikenal karena tidak malu berjualan roti di ka
Penulis: M. Syah Beni |
Laporan Wartawan Tribun Sumsel, M Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ega Pratiwi, mahasiswi Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang yang dikenal sebagai penjual roti memiliki pendapat sendiri tentang arti Hari Pahlawan.
Ia mengaku sangat bersyukur bisa menikmati kemerdekaan seperti saat ini.
Karena itu ia berjanji untuk dapat mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang membanggakan negara.
"Pahlawan bukan hanya untuk dikenang. Tetapi juga bagaimana membuat para pahlawan bangga terhadap generasi penerusnya," ujarnya saat dibincangi Tribunsumsel.com, Selasa, (10/11/2015)
Tidak hanya sekedar berbicara, Ega juga membuktikan dengan caranya sendiri.
Sebagai penerima beasiswa ia memiliki tanggung jawab untuk menjadi orang yang berguna bagi negara.
"Alhamdulilah untuk akademik saya bisa terus mempertahankan nilai-nilai saya. Sejak sekolah dasar hingga selesai selalu berhasil menjadi terbaik (juara pertama)," terangnya.
Ia sendiri memegang prinsip yang dikumandangkan seorang negarawan.
Bahwa sebagai rakyat dirinya harus bertanya apa yang telah ia berikan kepada negara bukan apa yang negara berikan padanya.
"Negara telah memberikan saya beasiswa. Sekarang giliran saya apa yang akan saya berikan pada negara ini," ujar wanita berjilbab ini.
Ega Pratiwi merupakan mahasiswi semester lima jurusan manajemen informatika di Poltek Negeri Sriwijaya. Usianya baru 20 tahun.
Selain prestasinya yang kuliah tanpa biaya karena terpilih sebagai peraih beasiswa bidik misi, Ega juga dikenal karena tidak malu berjualan roti di kampus.
Pekerjaan yang telah lama dilakoninya ini membuatnya menjadi wanita yang mandiri.
Penghasilan hingga Rp 100 ribu perhari dirasanya sangat mencukupi untuk kebutuhan sehari-harinya.
Seorang dosen yang melihat ketekunan Ega ini berencana untuk memberikan modal kepadanya agar bisa mengembangkan usaha rotinya.
Namun Ega menolak, sesuai tujuan awal bahwa dirinya harus fokus untuk kuliah.
"Berjualan ini juga untuk melatih diri berani tampil. Tidak menghiraukan perkataan orang terutama mereka yang mengejek apalagi harus malu," jelasnya wanita berjilbab ini.