Cerita Intan, Gadis Relawan yang Bikin Heboh Media Sosial

Dari awal pemberitaan asap muncul, saya selalu ikutin perkembangannya. Sampai akhirnya, tersiar kabar hanya tersisa 5 persen lagi

Dok. Sekolah Relawan
Intan Syafrini Fazrianti saat melakukan pemadaman di Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. 

TRIBUNSUMSEL.COM-"Namanya Intan....dia emang tergolong seperti batu permata... anak gadis seumuran dia bisa saja hanya duduk di cafe sambil maenin gadget, bisa saja killing time di spa atau salon-salon... anak gadis seumuran dia bisa saja sangat takut bila kukunya terlambat di meni pedi... anak gadis seumuran dia bisa saja sangat takut tidak meng up date medsos nya... tapi dia Intan...si batu permata ini malah memilih gabung dengan laskar SEKOLAH RELAWAN".

Demikian bunyi kutipan yang menyertai foto seorang gadis cantik yang sedang membantu proses pemadaman kebakaran hutan gambut di Kalimantan Tengah. Foto itu menyebar luas di media sosial (medsos) dan menarik simpati sehingga para netizen membagikan foto tersebut di linimasa masing-masing.

Intan Syafrini Fazrianti, nama lengkapnya. Gadis berusia 19 tahun ini merupakan mahasiswi semester tiga di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.

“Dari awal pemberitaan asap muncul, saya selalu ikutin perkembangannya. Sampai akhirnya, tersiar kabar hanya tersisa 5 persen lagi udara di sana yang bersih. Saya pun membulatkan tekad untuk berangkat,” kata Intan kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2015).

Salah satu alasan Intan memutuskan menjadi relawan lantaran dia ingin melakukan sesuatu aksi nyata.

“Karena menurut saya, hanya meng-update di sosmed atau koar-koar saja di broadcast enggak begitu berarti banyak juga. Saya penasaran dan ingin tahu keadaan di sana seperti apa dan mengapa sampai separah itu,” tuturnya.

Meski dengan niat dan tekad yang kuat, Intan sempat mengkhawatirkan kondisi kesehatan dirinya. Padahal, Intan punya gangguan pernafasan. Namun menurut dia, kondisi itu tak terlalu parah.

Intan rela menginggalkan aktivitas kuliahnya demi menunaikan tugas mulia. Intan bertugas selama seminggu di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, salah satu wilayah dengan kondisi kebakaran dan kabut asap terparah di Kalteng.

“Saya masih di kampus ngerjakan tugas ketika sudah keputusan untuk berangkat. Tapi karena memang tekad sudah bulat, saya beranikan diri bilang 'iya' dan berangkat ninggalin kuliah disini. Alhamdullilah, sampai posko saya ketemu orang-orang yang luar biasa. Sederhana dan kompak. Saya diterima dengan baik meskipun saya perempuan sendiri,” katanya.

Selama berada di lapangan, Intan turut berjibaku memadamkan kebakaran. Selain itu, Intan juga turut terlibat pembuatan sumur bor yang saat ini sedang dikerjakan oleh tim Sekolah Relawan.

“Kenapa saya sampai niat banget karena ada rasa yang mengganjal di hati. Saya di Jakarta bisa beraktivitas, nongkrong, kuliah dan tertawa menghirup udara yang masih layak. Sedangkan pemberitaan di sana (Palangkaraya) jangankan untuk kuliah, untuk bernafas saja susah,” tuturnya.

Aktivitas Intan di lapangan pun ternyata merupakan pengalaman pertama bagi dirinya. Sebelumnya, dia belum pernah sama sekali terjun ke daerah bencana.

“Ini baru pertama banget, sebelumnya cuman buat galang dana, itu pun sewaktu masih bersekolah di SMP. Maklum, anak cewek susah izinnya,” ujar dara kelahiran tahun 1996 tersebut.

Saat ini, Intan sudah kembali ke Jakarta. Namun, keinginan untuk kembali mengabdikan diri masih kuat. Niat itu pun harus ditunda sementara, karena harus menunaikan tugas kuliah.

“Saya sekarang udah di Jakarta, lagi ada Ujian Tengah Semester (UTS) di kampus,” ucapnya.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved