Sekwan Sumsel: Bela Negara Harga Mati

program itu sendiri diinilainya tidaklah bertentangan dengan konstitusi Indonesia, selama itu demi kebaikan dan keutuhan NKRI.

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM/ARIEF BASUKI ROHEKAN
Sekwan Sumsel Ramadhan S Basyeban 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Arief Basuki Rohekan

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,--Rencana Kementerian Pertahanan mengusulkan program bela negara, yang diperuntukan bagi masyarakat Indonesia dibawah usia 50 tahun, mendapat sambutan positif masyarakat di Sumsel. Salah satunya Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel Ramadhan S Basyeban.

"Bela negara saya setuju, karena harga mati, dan diperuntukan usia 50 tahun kebawah, kalau sudah diatas 50 tahu cukup doa saja, dan bagus program itu,"kata Ramadhan, Jumat (23/10/2015).

Dijelaskan Ramadhan, dengan adanya program bela negara ini diharapkan generasi muda, lebih memiliki "filter" di zaman yang canggih dan modern ini, untuk lebih mengedepankan keutuhan NKRI, dan tidak mudah terpecah belah.

"Yang jelas, dasarnya hidup ini dari hal-hal positif, dan tujuannya untuk NKRI. Dengan itu wawasan terbuka, sekarang serba bebas internal segalanya. Dengan bela negara itu, rasa menanamkan kecintaai tanah air, disamping bekal agama dari kecil mungkin untuk kemajuan Indonesia bisa lebih baik lagi demi keutuhan NKRI, dan tidak mudah terpecah belah,"jelasnya.

Ditambahkan Sekwan, program itu sendiri diinilainya tidaklah bertentangan dengan konstitusi Indonesia, selama itu demi kebaikan dan keutuhan NKRI.

"Bahwa undang-undang 1945 dan Pancasila adalah harga mati,"tandasnya.

Sebelumnya Kementerian Pertahanan mengusulkan program bela negara. Program itu berbeda dengan wajib militer.

Program pemerintah yang dapat meningkatkan disiplin dan etos kerja masyarakat. Payung hukum dalam UU no.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan adanya program bela negara.

"Demi mendisiplinkan anak-anak muda, seperti revolusi mental juga. Bentuknya tidak seperti wajib militer, ada pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan di daerah-daerah," ujarnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved