Harga Sayur di Prabumulih Naik 100 Persen
Buncis dari harga Rp 15 ribu naik menjadi Rp 24 ribu per kilogram, sayur asem Rp 3000 naik jadi Rp 5000, selain itu kangkung, katu, bayam dan sayur
Penulis: Edison | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Kurangnya pasokan karena banyak petani gagal panen akibat kemarau panjang, membuat harga sejumlah sayuran meroket. Kenaikan harga sayuran bahkan mencapai 100 persen.
Pantauan Tribun Sumsel di Pasar Inpres Prabumulih, Senin (19/10), beberapa sayuran mengalami kenaikan drastis dari harga sebelumnya.
Beberapa sayuran yang mengalami kenaikan diantaranya, harga wortel yang biasannya dijual Rp 10 ribu per kilogram naik menjadi Rp 20 ribu perkilogram.
Buncis dari harga Rp 15 ribu naik menjadi Rp 24 ribu per kilogram, sayur asem Rp 3000 naik jadi Rp 5000, selain itu kangkung, katu, bayam dan sayur lainnya biasa dijual Rp 2000 perikat naik menjadi Rp 4000 perikat.
Reni (28), satu diantara pedagang pasar inpres ketika dibincangi mengatakan, kenaikan sayur mencapai 100 persen terjadi sejak sebulan terakhir.
"Kenaikan harga sayur ini disebabkan pasokan berkurang, ini membuat kita merugi karena pembeli menjadi sepi dan mengurangi jumlah belanja sayur."
"Jika biasanya omset kita sehari mencapai Rp 1 juta, saat ini omset mengalami penurunan drastis dimana per hari hanya bisa mengumpulkan uang Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu," ujarnya.
Selain mengalami kerugian, Reni mengatakan kemarau yang berlangsung lama juga membuat pihaknya kesulitan mendapat sayur disebabkan pasokan dari petani sayur mengalami penurunan akibat banyak gagal panen dan jikapun sayur didapat harus dibeli dengan harga tinggi.
"Kita beli sayur dari Curup dan Pagaralam, biasanya tiap pagi banyak sayur dipasok petani. Namun sekarang susah didapat karena banyak petani gagal panen, terpaksa kita beli sayur mahal dan kembali menjual dengan harga tinggi," lanjutnya.