Rodgers Dipecat Sebelum Liverpool Jalani Derbi Merseyside

Pelatih berusia 42 tahun itu tidak bisa mengucapkan perpisahan dengan anak-anak asuhnya karena jeda laga internasional

TRIBUNSUMSEL.COM, LIVERPOOL-Pelatih dan Manajer Liverpool Brendan Rodgers telah dipecat sebelum Liverpool menjalani derbi Merseyside di markas Everton, Minggu (4/10). Namun, Rodgers baru diberi tahu dirinya tidak lagi menjadi pelatih Liverpool setelah laga yang berakhir 1-1 itu. Direktur Manajer Liverpool Ian Ayre menemui Rodgers di rumahnya untuk memberi tahu pemutusan kontraknya.

Pelatih berusia 42 tahun itu tidak bisa mengucapkan perpisahan dengan anak-anak asuhnya karena jeda laga internasional. Sebagian pemain Liverpool akan bergabung dengan tim nasional masing-masing.

Reporter BBC, Ben Smith, melaporkan, sumber internal Liverpool membenarkan keputusan pemecatan Rodgers sudah diputuskan sebelum melawan Everton. Artinya, kemenangan di Goodison Park pun tidak bisa menyelamatkan Rodgers. Pemilik Liverpool tidak ingin mengganggu persiapan tim sehingga mengumumkan pemecatan Rodgers setelah laga.

"Rodegrs tidak diberi tahu di Goodison Park. Dia didatangi di rumahnya oleh Ian Ayre dan saya diberi tahu dia menerima kabar itu dengan bermartabat dan sikap yang baik," ujar Ben Smith.

Rodgers sebelumnya menegaskan dirinya tidak takut dipecat. Ia menegaskan, dirinya tidak merasa tertekan setelah hasil imbang melawan Everton. Meskipun dia juga menyatakan keinginannya untuk bertahan lebih lama di Liverpool.

"Ketika tiba waktunya saya tidak di ada sana lagi, saya akan menerima itu dan terus melangkah karena ini merupakan klub yang luar biasa dan klub yang sangat bagus untuk bekerja," kata Rodgers.

Namun, hasil buruk pada awal musim ini tidak bisa meyakinkan pemilik Liverpool yang bernaung di Fenway Sports Group. Rodgers sebenarnya sudah kehilangan kepercayaan pada akhir musim lalu yang ditutup dengan kekalahan telak 1-6 dari Stoke City.

Pemilik Liverpool, John W Henry, bersama Ketua Klub Tom Werner dan Presiden Klub Mike Gordon mengeluarkan pernyataan bersama tentang pemecatan Rodgers.

"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Brendan Rodgers atas kontribusi nyata yang telah dia berikan kepada klub dan menyampaikan rasa terima kasih atas kerja keras dan komitmennya."

"Kami merasakan beberapa momen indah bersama Brendan sebagai manajer dan kami yakin dia akan menikmati karier yang panjang di olahraga ini."

"Ambisi dan kemenangan adalah jantung dari apa yang kami ingin bawa ke Liverpool dan kami yakin perubahan ini memberi kami peluang terbaik untuk mewujudkan itu."

Rodgers nyaris membawa Liverpool juara Liga Inggris di musim keduanya. Namun, Liverpool tergelincir di fase terakhir musim 2013/2014 dan gelar juara direbut oleh Manchester City. Musim lalu, Rodgers membawa Liverpool hingga semifinal Piala FA.

Rodgers menjadi manajer pertama Liverpool yang tidak pernah meraih trofi di tiga musim pertama. Dia mengakhiri musim pertama di peringkat ketujuh, kemudian melejit ke peringkat kedua, dan musim lalu di posisi keenam Liga Inggris.

Rodgers diberi kesempatan lagi musim ini. Dia dikucuri dana 80 juta poundsterling untuk memperkuat skuat dengan mendatangkan Christian Benteke, Danny Ings, Roberto Firmino, Nathaniel Clyne, dan Joe Gomez.

Namun, performa Liverpool pada awal musim ini jauh dari harapan. Liverpool tertahan di peringkat ke-10 dengan 12 poin dari tiga kemenangan dan tiga imbang dalam delapan laga Liga Inggris. Hasil ini dinilai oleh para pelatih di Liga Inggris dan mantan pemain Liverpool bukan landasan tepat untuk memecat Rodgers.

Simpati mengalir

"Dia perlu membuat awal bagus musim ini karena dia mungkin beruntung dalam artian tetap bertahan pada akhir musim lalu," ujar mantan bek Liverpool, Jamie Carragher.

"Staf baru datang, dia membelanjakan sekitar 70 juta poundsterling lalu delapan laga kemudian Liverpool mengganti manajer. Seharusnya lakukan itu saat musim panas jika itu masalahnya," kata Carragher.

"Pemilik klub telah mengambil banyak keputusan yang tidak berhasil. Namun, dia telah berada di sana selama tiga tahun lebih, mereka tidak meraih trofi dan mereka sekali tampil di Liga Champions. Itu tidak cukup bagi Liverpool. Liverpool menjadi seperti Tottenham, mereka pikir mereka tim besar," sindir Carragher.

Manajer Swansea Garry Monk menilai pemecatan Rodgers adalah keputusan keliru. Rodgers seharusnya diberi waktu lebih lama karena dia adalah manajer papan atas.

"Saya tidak bisa melihat orang lain yang bisa melakukan pekerjaan lebih baik di Liverpool saat ini. Dia manajer top. Ini tidak masuk akal bagi saya, keputusan itu," tegas Monk.

Manajer Arsenal Arsene Wenger juga menyampaikan simpatinya kepada Rodgers. Ia menilai, tekanan selalu tertuju pada manajer saat tim tampil kurang bagus. Wenger sendiri baru lepas dari tekanan setelah Arsenal menang 3-0 atas Manchester United yang tampil sangat buruk di Stadion Emirates.

"Dia manajer berkualitas tinggi dan nyaris juara Ligga Inggris. Sayangnya, tekanan selalu pada manajer, tetapi begitulah semua ini berjalan. Saya yakin dia akan menemukan pekerjaan lain," tegas Wenger.

Kandidat pengganti

Pemecatan Rodgers ini memicu isu calon manajer baru Liverpool. Dua nama yang muncul semakin kencang adalah Carlo Ancelotti dan Juergen Klopp. Dua pelatih itu sedang menganggur, Ancelotti dipecat Real Madrid dan Klopp meninggalkan Borussia Dortmund.

Klopp diyakini menjadi kandidat terkuat, terutama setelah media di Bosnia mengklaim mendapat bocoran kesepakatan Klopp dan Liverpool. Pemilik Liverpool dikabarkan senang dengan gaya permainan yang diterapkan oleh Klopp selama di Dortmund. Dia juga pernah didekati tiga tahun lalu sebelum Liverpool memilih Rodgers.

Namun, Carragher menyatakan, dirinya mendapat informasi pemilik Liverpool belum memutuskan Klopp sebagai pengganti Rodgers. Mereka masih mempertimbangkan nama lain yang mungkin lebih cocok.

Liverpool menyatakan tidak akan mengontrak pelatih sementara. Mereka akan mencari pelatih baru secepatnya sebelum Liga Inggris kembali bergulir setelah jeda internasional. Artinya, manajer baru sudah akan memimpin Liverpool saat menantang Tottenham pada 17 Oktober.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved