Liverpool dan Petisi "Tendang" Rodgers dari Anfield

Performa Liverpool pada enam pertandingan awal Premier League 2015-16 membuat sejumlah suporter The Reds di Indonesia "gerah".

TRIBUNSUMSEL.COM-Performa Liverpool pada enam pertandingan awal Premier League 2015-16 membuat sejumlah suporter The Reds di Indonesia "gerah". Mereka pun akhirnya memutuskan untuk ikut serta membuat petisi agar manajer Liverpool, Brendan Rodgers "ditendang" dari Anfield.

Petisi tersebut dimuat dalam laman change.org. Petisi yang ditunjukkan kepada pemilik Liverpool, John Henry dan Tom Werner itu diprakarsai oleh salah satu suporter Liverpool, Emerson Yuntho.

"Brendan Rodgers telah menjalani tiga musim (di Liverpool) dan menghabiskan ratusan juta poundsterling. Namun, dia tidak mampu meraih satu gelar pun dan hingga saat ini posisinya sebagai manajer The Reds masih aman," demikian salah satu isi paragraf dalam petisi tersebut.

PETISI

Petisi dari sejumlah suporter Liverpool di Indonesia yang menginginkan manajer Liverpool, Brendan Rodgers, dipecat.

Rodgers bergabung dengan Liverpool dari Swansea City pada 1 Juni 2012 dengan durasi kontrak tiga tahun. Manajer asal Irlandia Utara itu mengantarkan Liverpool finis di peringkat keenam klasemen akhir Premier League 2012-13.

Pada musim 2013-14, Rodgers mampu membawa Liverpool finis di peringkat kedua klasemen, kalah dua angka dari Manchester City yang keluar sebagai juara. Steven Gerrard dan kawan-kawan pun tercatat sebagai salah satu tim produktif dengan torehan 101 gol selama semusim.

Pada bursa transfer musim panas 2014, Liverpool memutuskan untuk melego salah satu bintang mereka, Luis Suarez, ke Barcelona. Sebagai gantinya, Rodgers diberikan dana total sebesar 117 juta pounds untuk merekrut delapan pemain baru.

Namun, gelontoran dana besar tersebut justru tidak membuat performa Liverpool menjadi lebih baik. Maklum, Jordan Henderson dan kawan-kawan hanya mampu finis di peringkat keenam klasemen akhir Premier League 2014-15, kalah 25 angka dari Chelsea yang berstatus sebagai juara.

Pada musim panas 2015, Liverpool kembali melego pemain bintang mereka, yakni Gerrard ke LA Galaxy dan Raheem Sterling ke Manchester City. Sepanjang bursa transfer periode tersebut, Rodgers menghabiskan total dana sebesar 77 pounds untuk merekrut pemain-pemain anyar ke Anfield.

Menurut The Independent, selama tiga musim, Rodgers telah menghabiskan dana transfer sebesar 290 juga pounds (atau sekitar Rp 6 triliun). Pembelian termahal manajer berusia 42 tahun itu adalah Cristian Benteke yang direkrut dari Aston Villa dengan mahar 32,5 juta pounds.

Namun, kembali penampilan Liverpool dinilai masih jauh dari harapan. Pada enam laga awal Premier League musim ini, Liverpool hanya mampu meraih dua kali kemenangan, sisanya dua kali imbang dan dua kali kalah. Hasil itu membuat mereka tertahan di peringkat ke-13 klasemen sementara dengan poin delapan.

Seusai menahan 0-0 Arsenal di Emirates Stadium pada 24 Agustus lalu, Liverpool secara mengejutkan ditaklukkan West Ham United 0-3 di kandang sendiri. Setelah itu, giliran Manchester United yang sukses meraih kemenangan 3-1 di Old Trafford pada 12 September lalu.

Penampilan Liverpool di ajang Liga Europa juga tidak jauh berbeda lantaran mereka hanya mampu bermain 1-1 dengan Bordeaux pada 17 September. Tiga hari setelahnya, giliran tim promosi Premier League, Norwich City, yang sukses mencuri poin setelah bermain 1-1 di Anfield.

Barang lama
Petisi untuk "menendang" Rodgers dari Anfield sebenarnya bukanlah barang baru. Pada 15 September, sempat muncul pula petisi yang digagas oleh Steven Red, salah satu suporter Liverpool yang bermukim di Blackburn.

Petisi buatan Steven Red hingga Rabu (23/9/2015) dini hari WIB sudah ditandatangani oleh 9.143 orang. Sementara itu, petisi yang digalang oleh Emerson, sudah ditandatangani oleh 187 orang.

Adapun rumor pemecatan Rodgers semakin berhembus kencang setelah sejumlah media Inggris kembali mulai menampilkan nama-nama "calon" suksesor. Salah satu nama yang paling dinilai paling berpeluang menggantikan Rodgers adalah mantan pelatih Borussia Dortmund, Juergen Klopp.

"Diskusi ini sudah terjadi sejak lama dan di Liverpool saat ini tekanan itu kembali menguat. Pertanyaan apakah Juergen Klopp akan bergabung dengan Liverpool sudah terjadi sejak musim lalu. Saya 99 persen yakin bahwa dia akan menuju ke sana," ujar mantan gelandang Liverpool, Dietmar Hamann, saat menanggapi rumor tersebut.

Mantan kapten Liverpool yang juga berstatus sebagai pengamat sepak bola di Inggris, Jamie Carragher, memiliki pendapat berbeda. Menurut dia, Liverpool tidak akan mengambil keputusan untuk memecat Rodgers dalam waktu dekat.

"Pembicaraan mengenainya (Rodgers) sudah berlangsung sejak akhir musim lalu. Namun, mereka (Liverpool) tanpa ragu memutuskan mempertahankannya. Jika Anda memberinya banyak uang, dan kemudian berkata, setelah delapan laga, Anda ingin membuat perubahan, Anda harus berpikir bahwa Anda seharusnya sudah melakukan hal tersebut pada musim panas," ujar Carragher.

"Anda mendukungnya dengan uang. Dengan begitu, dia (Rodgers) setidaknya akan mendapatkan kesempatan lebih lama, bisa delapan hingga 10 pertandingan ke depan, atau juga mungkin hingga mendekati Natal."

"Dalam 10 pertandingan terakhir, mereka tidak dapat mencetak lebih dari satu gol. Menurut saya, ini adalah masalah bagi manajer seperti Brendan Rodgers yang dikenal memilki gaya bermain menyerang. Kemana Brendan Rodgers yang mampu menampilkan gaya bermain kami (Liverpool) seperti satu atau dua tahun lalu?" tutur Carragher.

Liverpool terakhir kali menjuarai liga Inggris pada 1990 (pada 1992 berganti nama menjadi Premier League). Sementara itu, gelar terakhir yang mampu diraih peraih lima trofi Liga Champions itu adalah Piala Liga Inggris musim 2011-12.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved