PAN: Faisal Basri Jangan Asal Omong
"Faisal jangan asal ngomong, kalau tidak ada data dan fakta," kata Yandri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Ketua DPP PAN Yandri Susanto mendorong Mantan Ketua Umum Hatta Rajasa untuk mensomasi Faisal Basri.
Hal itu terkait tudingan Faisal kepada Hatta Rajasa yang menjadi biang keladi kekacauan industri bauksit nasional saat ini.
"Faisal jangan asal ngomong, kalau tidak ada data dan fakta," kata Yandri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Jika memiliki moral dan sadar akan kekeliruan, Yandri meminta Faisal Basri menyatakan permintaan maaf secara terbuka.
"Jangan ribut di publik yang enggak ada datanya itu, kita pertanyakan intelektualitas Faisal Basri. Enggak punya pendidikan, kalau enggak ada data. Makanya kita dorong Bang Hatta mensomasi. (Faisal) jangan merasa hebat," kata Sekretaris Fraksi PAN itu.
Sebelumnya, Pengamat ekonomi Faisal Basri menyebut mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, sebagai biang keladi kekacauan industri bauksit nasional saat ini.
Bahkan, Faisal menilai apa yang dilakukan Hatta saat menjabat sebagai menteri ada kaitannya dengan langkah dia untuk maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 lalu.
"Hatta Rajasa biang keladinya. Ini tunjuk nama aja deh biar semua jelas," ujar Faisal Basri dalam acara Kompasiana Seminar Nasional bertema "Kondisi Terkini, Harapan dan Tantangan di Masa Depan Industri Pertambangan Bauksit dan Smelter Alumina Indonesia" di Jakarta, Senin (25/5/2015).
Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas itu menjelaskan, pada awal 2014 lalu, peranan Hatta Radjasa melarang ekspor mineral mentah (raw material) termasuk bauksit sangat besar.
Kata Faisal, berbagai pembahasan aturan pelarangan ekspor bauksit dibahas di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian dengan berbagai menteri terkait.
Akhirnya, Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014 terbit pada tanggal 12 Januari 2014.
Faisal menilai, aturan itu membuat industri bauksit nasional hancur lantaran semua perusahaan bauksit tak lagi diperbolehkan mengekspor bauksit yang merupakan bahan mentah pembuatan aluminium.