WNI Dimutilasi di Australia
Ayah Mayang Prasetyo Datang ke Rumah Duka di Sukamenanti
Nining mengungkapkan, selama ini dirinya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Nuryanto. Menurut dia, Nuryanto menghilang sejak Mayang berusia satu t
TRIBUNSUMSEL.COM, BANDAR LAMPUNG - Tragedi kematian Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo (27), korban mutilasi di Australia, ternyata sudah diketahui ayah kandungnya, Nuryanto, yang bermukim di Jawa sejak bercerai dengan Nining, ibu kandung Mayang. Nining mengatakan, Nuryanto sudah datang ke rumah duka di Sukamenanti beberapa waktu lalu.
"Ayah kandungnya (Nuryanto) tiba-tiba nongol. Datang ke rumah pas ada orang Polda ke sini. Tetapi, kemarin (Jumat) sudah pulang lagi ke Jawa," kata Nining, Sabtu (11/10/2014).
Nining mengungkapkan, selama ini dirinya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Nuryanto. Menurut dia, Nuryanto menghilang sejak Mayang berusia satu tahun. "Ayahnya dari satu tahun sudah pisah (dengan Mayang). Nggak pernah ada kabarnya. Semua yang urus ibu saya, yang biayai saya, bapaknya (Nuryanto) ngak tahu," tutur Nining.
Nining menambahkan pihaknya sudah menyiapkan lokasi pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sukamenanti, Bandar Lampung.
Termasuk memesan batu nisan dan lubang sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi wanita transgender tersebut.
Nining mengatakan, Mayang rencananya akan dimakamkan tidak jauh dari pusara kakeknya, Agung Sukarna. Agung adalah sosok yang merawat Mayang ketika masih kecil. "Kalau persiapan pemakaman sudah siap semua. Batu nisan dan pemakamannya sudah disiapkan di TPU Sukamenanti. Dekat makan kakek, buyutnya, dan budenya," kata Nining, Sabtu (11/10).
Menurut Nining, mereka masih menunggu kedatangan jenazah anaknya. Jika jenazah tiba, seluruh keluarga akan langsung memakamkan Mayang. Menurut Nining, ketua RT setempat pun sudah siap membantu mengurus prosesi pemakaman.
"Kita sudah siap menyambut jenazah. Tapi, saya telepon Pak Julius (dari Kementerian Luar Negeri) tadi, saya tanya gimana prosesnya, dia bilang belum tahu. Masalahnya hasil tes DNA belum dikirim. Kata dia (Julius) kira-kira satu atau dua minggu. Saya pengennya cepat diurus, pengen cepat makamin," ucap Nining.
Pihak keluarga, lanjut dia, sangat berduka atas musibah mutilasi tersebut. Karena itu, semakin lama jenazah dikirim maka duka yang dirasakan keluarga pun semakin mendalam. "Saya harap anak saya bisa bawa ke sini (Lampung)Tes DNA sudah dibawa, jadi saya harap bisa cepat," bebernya.
Dikatakan Nining, pihak keluarga telah memutuskan akan terus menggelar tahlilan hingga jenazah Mayang tiba di Lampung. "Ini kami baru selesai yasinan (tahlilan). Rencananya sampai jenazah tiba di sini," tandasnya.