Pendapat Fabregas tentang Guardiola, Mourinho, dan Rakitic

Mengenai relasi dengan Guardiola, Fabregas mengatakan, "Yang bisa aku katakan adalah tiga tahun di sana adalah masa-masa yang indah.

AFP / ADRIAN DENNIS
Gelandang Chelsea, Cesc Fabregas, mendapatkan hadangan dari Alexis Sanchez dan Santi Cazorla saat melawan Arsenal pada pertandingan lanjutan Premier League, Minggu (5/10/2014). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Setelah delapan musim di Arsenal, Cesc Fabregas kembali ke klub masa kecilnya, Barcelona pada 2011. Pelatih Barcelona saat itu, Josep Guardiola, berperan besar dalam transfer tersebut.

Namun, Fabregas kesulitan beradaptasi dan menunjukkan kualitasnya, karena Barcelona mengalami pergantian pelatih. Setelah Guardiola pergi pada 2012, posisi pelatih Barca diduduki Tito Vilanova (almarhum). Namun, Vilanova mengalami masalah kesehatan sehingga Barcelona menggantikannya dengan Tata Martino pada 2013.

Martino juga hanya bertahan satu musim. Barcelona kemudian mengangkat Luis Enrique untuk menduduki kursi pelatih pada Mei 2014. Dua bulan setelahnya, Fabregas dilepas ke Chelsea.

Di Chelsea, Fabregas kembali menjadi andalan, seperti ketika di Arsenal. Ia selalu tampil dalam tujuh laga perdana Chelea di Premier League dan mencetak tujuh assist. Terakhir, ia mencetak assist untuk gol Diego Costa, yang ikut menentukan kemenanangan Chelsea 2-0 atas mantan klubnya, Arsenal, pada laga Premier League, Minggu (5/10/2014).

"Aku tak menyesali apa pun yang telah kulakukan dalam karierku. Aku bisa memilih jalan berbeda, tetapi kenyataannya aku bermain di tiga klub besar di bawah asuhan tiga manajer besar. Aku gembira, tetapi aku ingin lebih. Ini tak berakhir di sini," ujar Fabregas.

"Impianku dulu adalah bermain untuk Barcelona dan aku ingin mencobanya. Aku tak peduli apakah aku berhasil atau tidak. Aku tak memusingkan apa yang orang pikirkan tentangku. Aku gembira ketika meninggalkan Barca. Aku meraih gelar juara, bermain dengan teman-temanku, bertemu dengan istriku. Ada momen yang tidak begitu bagus, tetapi aku menilai diriku orang yang kuat. AKu tak pernah menangis atau sedih ketika sekelompok suporter mencemoohku," lanjutnya.

Mengenai relasi dengan Guardiola, Fabregas mengatakan, "Yang bisa aku katakan adalah tiga tahun di sana adalah masa-masa yang indah. Aku gembira. Aku punya harapan yang berakhir berbeda. Hidup adalah kenyataan. Aku tak merasa dicurangi atau kecewa. AKu tak mengharapkan apa pun dari siapa pun dalam dunia sepak bola. Aku menyukai keduanya (Guardiola dan Mourinho). Setiap karakter layak mendapatkan rasa hormat"

Setelah melepas Fabregas ke Chelsea, Barcelona merekrut Ivan Rakitic dari Sevilla. Rakitic telah bermain tujuh kali bersama Barcelona pada Primera Division musim ini dan mencetak dua gol.

"Aku tak tahu apakah mereka lebih menyukainya dibandingkan diriku. Ia adalah pemain besar. Aku tak khawatir dibandingkan dengan dirinya. Barcelona adalah klub yang selalu ingin lebih," ujar Fabregas.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved