Dibanding Remaja, Ibu-ibu Suka Batik yang Lebih Mewah

Sekarang, batik bukan hanya bagian dari warisan budaya, melainkan juga tren mode yang terus bergulir setiap musim.

Editor: Weni Wahyuny
DOK. IFW 2014
Koleksi batik jawa karya Priscilla Saputro 

TRIBUNSUMSEL.COM - Batik, warisan budaya leluhur Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO, seiring waktu hingga sekarang terus berkembang, sisi kreasi dan promosi. Sekarang, batik  bukan hanya bagian dari warisan budaya, melainkan juga tren mode yang terus bergulir setiap musim.

Seperti yang kita ketahui bahwa bisnis berjalan ketika gagasan tren diterima dengan baik oleh pasar. Selanjutnya, industri pun menciptakan peluang-peluang bisnis untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.

Mengenai hal tersebut, dalam acara pameran batik kuno dan peluncuran buku "Batik Pesisir Selatan Jawa Barat" oleh Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) dan Galeries Lafayette bertempat di Galeries Lafayette, Pacific Place, Jakarta Selatan, Ketua Umum YBJB Sendy Dede Yusuf, mengatakan bahwa kini batik bukan lagi sekedar kebudayaan, tetapi juga pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan bisinis. Untuk membuat batik menjadi go international, batik harus dikembangkan sesuai selera pasar dan kekinian.

Serupa dengan pernyataan Sendy, Ledie pendiri sekaligus pemilik dari brand batik dan bordir asal Jawa Barat, Wonderful, mengatakan bahwa kini batik bukan lagi sebatas yang dikenakan pada acara resmi saja, melainkan sudah menjadi kebutuhan khusus, seperti busana kerja, maupun kasual.

Semenjak dibuka pada awal tahun 2000, Ledie mengaku penjualan batik Wonderful kian menanjak.  Rahasia eksistensi bisnisnya adalah inovasi yang selalu disesuaiakan dengan selera pasar. Menurutnya selera pasar kini semakin beragam.  
"Untuk selera pasar sekarang masyarakat lebih menyukai batik yang ready to wear, tergantung kebutuhan, seperti ibu-ibu lebih menyukai pakaian batik yang formal dan terkesan mewah, tetapi untuk pekerja kantoran atau anak muda, lebih memilih batik yang simpel tapi tetap indah dilihat."

Untuk target pasar Wonderful Batik dan Bordir lebih berfokus pada mangsa pasar lokal, tetapi Ledie tetap berusaha memperkenalkan batik keluar negeri melalui rangkaian pameran. Sebab, untuk pameran di luar negeri, batik ready to wear justru masih sepi peminat dan mereka lebih menggangap batik sebagai suatu karya seni. Berbeda dengan negara pemakai batik seperti Indonesia, Malayasia, Brunei yang memang menyukai batik ready to wear.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved