Ahok: Saya Ini Orang yang Ketiban Pulung, Bukan Lulung

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencurahkan isi hatinya dalam acara silaturahmi sinergitas tiga pilar TNI-Polri d

Warta Kota/henry lopulalan
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyelesaikan perkerjaan normal seperti hari-hari biasa di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (24/9/2014). Ahok tetap melaksanakan tugas hariannya tanpa terasa terganggu dengan demo FPI. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencurahkan isi hatinya dalam acara silaturahmi sinergitas tiga pilar TNI-Polri dan Pemda di GOR Sumantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta, Kamis (25/9/2014).

Di depan Lurah, Camat, dan personil Babinsa, pria yang karib disapa Ahok ini mengatakan terdapat penolakan dari segelintir orang terkait dirinya yang akan menjadi Gubernur.

"Kebetulan saya ini orang yang ketiban pulung, bukan Lulung (Haji Lulung). Kalau Jokowi dilantik jadi presiden sesuai aturan saya yang jadi gubernur. Suka tidak suka, ketiban pulung namanya. Biasanya pulung kalau diagamakan kunfayakun susah dilawan,” ujar Ahok

Ahok mengaku penolakan terhadap dirinya tersebut merupakan hal yang wajar. Ahok mengaku apabila dilihat dari latar belakang, dia merupakan minoritas.

"Ini situasi yang paling bahaya. saya dobel minoritas. Kalau dihitung dengan Belitung menjadi tripel minoritas. Ini gawat 3 minoritas," ujar Ahok.

Sehingga lanjut Ahok, segala kebijakan yang dikeluarkkannya, dapat dengan mudah dipelintir dan dimainkan oleh sejumlah pihak untuk dikaitkan dengan latar belakang tersebut. Contohnya, kebijakan mengenai hewan kurban dan kawasan hijau lalu dikaitkan dengan dirinya yang dianggap kafir.

"Nah inilah kalau kafir yang memimpin jadi isu-isu ini gampang dimainkan oleh sekelompok orang yang rejekinya hilang. Kita harapkan situasi ini bisa kita antisipasi sejak awal," ujar Ahok.

Sebelumnya mantan Bupati Belitung Timur ini menjadi sasaran aksi unjuk rasa dari masa Front Pembela Islam (FPI). FPI menolak Ahok menjadi Gubernur karena dianggap kafir dan tidak mewakili masyarakat Jakarta.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved