ISL
Ditaklukan Semen Padang 3-1, Djajang: Mental Tandang Harus Digarisbawahi
konsentrasi pemain terganggu dengan tekanan dari penonton hingga ofensifnya serangan Semen Padang
TRIBUNSUMSEL.COM - Djadjang Nurdjaman tak ingin formasi 3-5-2 yang dipilihnya menghadapi Semen Padang, Jumat (15/8/2014) menjadi kambing hitam kekalahan menyakitkan. Bermain di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Persib takluk 1-3.
Melawan tim yang duduk di posisi dua klasemen sementara dan Persib Bandung yang bertekad meraih kemenangan sebagai bagian revans, Djadjang meninggalkan formasi 4-2-3-1.
Absennya Tony Sucipto yang kena akumulasi kartu kuning membuatnya memilih keputusan lain. Jajang Sukmara yang menjadi pelapis Tony tak mendapat bagiannya.
Penggunaan formasi 3-5-2 saat melawan Semen Padang, baru pertama lagi dilakukan. Selama menangani Persib, selain memakai 4-2-3-1, Djadjang juga sering menggunakan 4-4-2 atau 4-3-3.
Mantan pelatih Persib era 1980-an, Nandar Iskandar yang sudah terbiasa dengan formasi ini bahkan membawa Persib juara tahun 1986 mengatakan, formasi memang tidak bisa dikambinghitamkan atas kekalahan Persib.
"Dengan kegagalan kemarin, hemat saya itu bukan karena alasan formasi saja. Ada bagian-bagian lain yang menurut saya harus jadi bahan evaluasi," kata Nandar kepada Tribun, Sabtu (16/8/2014).
Misalnya, kata dia, konsentrasi pemain terganggu dengan tekanan dari penonton hingga ofensifnya serangan Semen Padang. "Formasi apapun, termasuk 3-5-2, perlu didukung dengan kaya kreativitas pemain. Selain itu, faktor mental di laga kemarin juga turut mempengaruhi," katanya.
Ia menyatakan strategi 3-5-2 dari sang arsitek, tidak bisa disalahkan karena pastinya itu berasal dari berbagai pertimbangan. "Meski formasi lama tapi dengan pertimbangan pengurus atau pelatih, ini akan menunjang, apalagi menyesuakan dengan kondisi dan materi pemain dan strategi. Jadi sah-sah saja," kata dia.
Menurutnya, di laga itu, Persib terlihat tertekan dengan permainan Semen Padang yang bermain di hadapan pendukungnya. "Kita tahu main di away persentasi tekanan mentalnya tinggi, beda dengan saat home. Jadi, saya rasa perbaikan mental tandang harus digarisbawahi," katanya.
Sebenarnya, menurut Nandar Persib bermain bagus saat melawan Semen Padang, tim yang juga mengalahkan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Namun, apapun bisa terjadi dalam sepak bola. Main bagus tidak lantas jadi penyebab kemenangan.
"Dari segi strategi Persib sebenarnya mampu mengimbangi. Tapi di perjalanan ada yang berubah dan Persib kelihatan enggak tahan untuk terima permasalahan yang ada selama di lapangan," katanya.