Pilpres 2014

Quick Count Kompas 48 Persen: Prabowo-Hatta 45,19%, Jokowi-JK 54,81%

Hasil sementara hitung cepat atau quick count Litbang Kompas pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, menunjukkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla

KOMPAS.COM
Quick count Pilpres 2014. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Hasil sementara hitung cepat atau quick count Litbang Kompas pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, menunjukkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul dengan perolehan suara 54,81 persen. Sementara, pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih suara 45,19 persen. Angka ini berdasarkan data yang masuk sebesar 48,40 persen.

"Data masuk dari Indonesia Timur, ke Indonesia bagian tengah, lalu bagian barat," ujar General Manager Litbang Kompas, Harianto Santoso di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Dalam proses hitung cepat Pilpres 2014, digunakan 2.000 sampel TPS yang tersebar di berbagai daerah dengan total sampel pemilih mencapai 786.000 orang. Batas kesalahan atau margin of error dari hasil hitung cepat ini adalah lebih kurang 0,11 persen untuk sampel pemilih dan lebih kurang 2,2 persen untuk sampel TPS. Ini adalah hitung cepat kesembilan kali yang diselenggarakan Litbang Kompas.

Untuk menjaga independensi, seluruh pendanaan dibiayai sendiri dari anggaran PT Kompas Media Nusantara tahun 2014. Hasil hitung cepat Kompas tergolong presisi dengan toleransi kesalahan di bawah 1 persen. Bahkan pada Pilkada DKI tahun 2012, rata-rata selisih dengan hasil akhir di KPU hanya 0,05 persen.

Pada Pemilihan Umum Legislatif 2014 lalu, hasil quick count Litbang Kompas memiliki margin or error 0,16 persen dibandingkan hasil resmi KPU dengan tingkat kepercayaan 95 persen dari 1.991 sampel yang berhasil dikumpulkan. Hitung cepat Kompas adalah upaya Kompas mendorong terwujudnya pemilu berkualitas. Dengan metode hitung cepat, hasil pemilu dapat dilihat pada hari yang sama.

Proses hitung cepat yang dipercaya dan independen dapat dijadikan alat mengontrol dan mendorong hasil pemilu yang jujur dan adil. Hal ini tak terlepas dari kontestasi politik era demokrasi di mana hasil pencoblosan kertas suara di bilik suara sering kali mengalami gangguan, distorsi, dan manipulasi dari berbagai pihak. Dengan kata lain, quick count mencegah terjadinya kecurangan dan menjaga hasil penghitungan suara bisa seperti apa adanya.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved