Pemilu Legislatif 2014
Suara Sedikit Pasti Duduk
"Wajar kalau mereka saling klaim, karena mereka memiliki masing-masing saksi, sehingga bisa memprediksi hasil perolehan suaranya.
TRIBUNSUMSEL.COM, TEBINGTINGGI - Meskipun pelaksanaan pleno KPUD Empatlawang mengenai hasil rekapitulasi Pileg 9 April lalu belum dilaksanakan, namun para caleg saling klaim duduk di kursi DPRD Empatlawang periode 2014-2019 nantinya. Bahkan, isu berkembang ada beberapa Caleg yang menyebut perolehan suara mereka tidak berpengaruh, banyak sedikitnya suara diperoleh masih tetap duduk.
Hal ini juga dikhawatirkan pihak KPUD Empatlawang, karena hal ini bisa berpotensi terjadinya kericuhan pada pleno KPUD nantinya. Pihak KPUD menjamin perhitungan suara tidak ada rekayasa, karena itu yang terpilih adalah benar-benar pilihan masyarakat, dalam artian perolehan suara terbanyak.
Informasi yang dihimpun Sripoku.com, Rabu (16/4/2014) menyebutkan, sejumlah caleg dari berbagai Dapil pasca perhitungan di tingkat PPK, sudah saling klaim duduk di DPRD nantinya. Bahkan, ada yang nyaris adu jotos, karena perebutan kursi panas tersebut.
Hal ini sangat disesalkan warga, karena hal ini dampak buruk dari pemilu, karena banyak masyarakat terpecah belah, bahkan caleg itu sendiri sampai memutuskan hubungan kekeluargaan karena beda pemahaman.
Di sisi lain, ada beberapa caleg yang bisa menjamin duduk di legislatif meskipun perolehan suaranya tidak memenuhi, dalam artian banyak sedikitnya tidak berpengaruh. Karenanya, warga cenderung menilai bahwa ada permainan antara caleg dengan pihak penyelenggara pemilu dalam hal ini KPUD Empatlawang.
"Banyak yang masih ada hubungan keluarga terputus, karena Pileg, bahkan antara caleg sudah nyaris adu jotos. Mereka saling klaim, artinya mereka sudah meyakinkan dirinya duduk di DPRD, meskipun belum ada ketetapan dari KPUD Empatlawang, karena belum dilakukannya pleno KPUD," ungkap salah seorang warga yang meminta namanya tidak disebutkan.
Sumber tersebut menambahkan, bahkan ada Caleg yang berlebihan dan optimis tetap duduk meskipun perolehan suaranya sedikit. Hal ini mengundang tanya masyarakat, mengapa hal tersebut bisa terjadi dan memungkinkan adanya kongkalikong antara KPUD dan Caleg.
"Mereka meyakinkan, bahwa dirinya akan duduk meskipun perolehan suaranya sedikit. Nah, ini kan tidak masuk akal, kalau bukan ada permainan di tingkat KPUD," tandasnya.
Sementara Ketua KPUD Empatlawang, A Rivai Avin didampingi komisioner Devisi Logistik dan Keuangan, Iskandar Imran, Devisi Hukum dan SDM, A Majid serta sekretaris, M Mursadi menyatakan, pelaksanaan pleno tingkat KPU yang dijadwalkan tanggal 19-21 sangat mempertimbangkan keamanannya. Dikhawatirkan, para caleg yang saling klaim seperti inilah yang datang membawa massa, karena mereka selalu mengawasi hasil perhitungan suarannya itu, jangan sampai ada kecurangan atau permainan dari caleg lainnya.
"Wajar kalau mereka saling klaim, karena mereka memiliki masing-masing saksi, sehingga bisa memprediksi hasil perolehan suaranya. Nah, yang seperti inilah ditakutkan bisa terjadinya kericuhan pada pleno KPUD nantinya dan perlu diantisipasi," ungkapnya.
Disinggung mengenai adanya Caleg yang meraih suara sedikit mereka membantah karena hal tersebut tidaklah mungkin terjadi. Pihak KPUD sendiri bukanlah pihak yang menentukan duduk atau tidaknya caleg, karena yang menentukan adalah perolehan suara mereka pada Pileg yang lalu. Pihaknya hanya menetapkan berdasarkan perhitungan dengan sistem rangking partai. Namun, sebelumnya harus dihitung dulu untuk menentukan bilangan pembagi pemilih (BPP) berdasarkan jumlah suara sah yang masuk secara keseluruhan. Hanya saja, dengan sistem rangking partai ini ada kelemahan, yakni adanya suara yang terbuang sia-sia karena tidak mencukupi kuota. Sebaliknya, partai yang memperoleh suara sedikit, masih berpeluang ada Caleg yang duduk.
"Yang mesti diketahui oleh Parpol ataupun Caleg cara perhitungan nantinya, karena banyak pihak yang belum mengerti cara menghitungnya. Ya, bisa saja yang mendapat suara sedikit bisa duduk bila masih ada sisa suara yang mencukupi BPP, sementara kuota kursi masih ada. Yang pastinya, perhitungan tidak bisa dilakukan kecurangan, karena semua partai ada saksi, belum lagi pihak lainnya," katanya. (williem)