Pilgub Sumsel

Angka Golput di Palembang Tembus 43 Persen

Angka ini bahkan mengalahkan suara yang diperoleh masing-masing empat pasangan cagub-cawagub yang bertarung dalam pilgub tahun ini.

TRIBUNSUMSEL.COM/ARIEF B ROHEKAN
Komisioner KPU Palembang, Yudha Mahrom 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Jumlah pemilih yang tidak menyalurkan suaranya atau biasa disebut golongan putih (golput) dalam Pemilihan Suara Ulang (PSU) Pilgub Sumsel  di wilayah Kota Palembang 4 September lalu tergolong tinggi, yakni mencapai 43 persen lebih. Data ini diperoleh dari rekapitulasi di tingkat Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK).

Angka ini bahkan mengalahkan suara yang diperoleh masing-masing empat pasangan cagub-cawagub yang bertarung dalam pilgub tahun ini.

Data ‘real count’ sementara yang diperolah dari setiap PPK yang ada di Palembang, jumlah pemilih di Palembang yang tidak menggunakan haknya tercatat 497.464 pemilih atau 43,8 persen dari total warga yang punya hak pilih atau yang tercantum dalam DPT (daftar pemilih tetap).
    
DPT Palembang sendiri tercatat 1.136.516 orang pemilih. Sedangkan jumlah pemilih yang hadir di TPS untuk menggunakan hak pilihnya 639.052 orang pemilih atau setara 56,2 persen.
    
Berdasarkan data yang sama, dari pemilih yang menyalurkan suaranya sebesar 639.052 orang tersebut, ternyata terdapat 15.199 warga yang hasil coblosannya pada surat suara tidak sah.
    
Adapun suara masing-masing pasangan calon (paslon) berdasarkan data yang diperoleh di PPK pada PSU Pilgub Sumsel yang di Palembang, untuk pasangan Alex Noerdin-Ishak Mekki dengan nomor urut 4 memperoleh 274.547 atau setara 44 persen dari jumlah suara sah dan hanya 24,15 persen dari jumlah DPT Palembang yang memilihnya.
    
Disusul paslon nomor urut 3 Herman Deru-Maphilinda Boer(DerMa) dengan perolehan 250.513 suara (40,15 persen atau 22,04 persen dari DPT).
       
Selanjutnya rangking tiga, pasangan nomor urut 1 Eddy Santana Putra-Anisja Djuita Supriyanto alias Wiwiet Tatung (ESP-WIN) mengumpulkan 75.582 suara (12,11 persen atau 6,65 persen dari DPT), di posisi juru kunci pasangan Iskandar Hasan-Hafisz Tohir mendapat 23.211 (3,72 persen atau 2,04 persen dari DPT).
     
Sementara KPU Palembang sendiri dalam pelaksanaan PSU ini sudah maksminal untuk melakukan sosialiasasi, akan tetapi karena keterbatasan dana pihaknya tidak bisa melakukan sosialisasi ke masyarakat luas.

"Kita tidak mengetahui adanya anggara untuk sosialisasi, karena semuanya ada di KPU Sumsel, sedangkan KPU Palembang hanya melaksanakan," ucap komisioner KPU Palembang, Yudha Mahrom, Minggu (8/9/2013).

Menurut Yudha, turunnya angka partisipasi masyarakat Palembang  pada PSU 4 September dibanding pencoblosan 6 Juni lalu yang berada disekitaran angka 63 persen, sehingga berkurang sekitar 7 persen, hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya teknis maupun dari masyarakatnya sendiri.

"Ada kecenderungan masyarakat sudah jenuh, dan pilihannya tidak akan berpengaruh karena sudah dipastikan kalah. Selain itu juga hari libur pada pencoblosan yang hanya di daerah yang melaksanakan PSU, padahal pemilih Palembang ada yang bekerja di luar kota sehingga tidak memilih saat itu,"tuturnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved