KESEHATAN

Belajar Sambil Bermain

Anak yang masih mengecap pendidikan di sekolah dasar, masih masuk pada dunia yang suka bermain.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Untuk menentukan kesiapan sang anak dalam menerima pelajaran, beberapa cara yang dapat dilakukan mulai dari observasi sampai menghadapi sejumlah tes mengenai kesiapan calon murid sebelum mengecap pendidikan di sekolah dasar.

Menurut Psikolog Herlina Spsi untuk mengetahui seberapa besar kesiapan anak untuk masuk ke dunia pendidikan dan menerima materi setiap mata pelajaran diperlukan semacam observasi dari orang tuanya. Hal ini sangat penting karena hanya orang tua yang tahu betul kemampuan dari sang anak. Observasi dapat dilakukan saat berinteraksi dengan sang anak.

"Tahap inilah yang paling penting dilakukan kepada sang anak sebelum memasuki dunia pendidikan," ujarnya.

Cara lain yang dilakukan adalah melalui tes khusus yang disediakan oleh sekolah bekerjasama dengan lembaga psikolog yang tidak lain bertujuan untuk mengetahui kesiapn dari sang anak saat memasuki usia sekolah. Apakah anak itu sudah bisa masuk atau masih perlu waktu?

Selain itu, di sekolah biasanya terdapat kurikulum khusus yang disedikan untuk anak berusia dini yang disesuaikan dengan minat anak didik agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Biasanya pada anak usia dini akan diterapkan metode belajar yang diselingi dengan permainan,seperti kesenian belajar sambil bernyanyi ataupun belajar di ruangan terbuka dan mengenalkan anak pada lingkungannya.

Menurutnya, anak yang masih mengecap pendidikan di sekolah dasar, masih masuk pada dunia yang suka bermain. Oleh sebab itu penerapan metode yang benar dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan.

"Metode yang diterapkan bertujuan untuk merangsang kemampuan anak dalam menangkap materi.Pasalnya dalam fase ini keingintahuan anak akan sesuatu yang baru sangatlah tinggi," terangnya.

Di sejumlah sekolah juga ditetapkan usia yang dianggap sudah cocok untuk masuk ke masa sekolah yaitu pada usia 5,6 tahun atau di atasnya. Itu atas dasar pertimbangan tingkat kematangan anak.

"Jadi pemberian materi yang tujuannya untuk menstimulasi kemampuan anak tidak sepenuhnya salah apabila dilakukan sesuai dengan kemampuan (porsi) anak tersebut," jelasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved