Indekos Mewah Bak Kamar Hotel
Bisnis indekos alias kos-kosan sudah ada sejak dulu. Namun beberapa tahun terakhir di kota Palembang perkembangannya kian pesat.
Editor:
BangOpeak
NET
BISNIS KOST - Sebuah rumah kost di Jalan Dwikora. Bisnis kost-kost an di Palembang kian menanjak beberapa tahun terakhir ini.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Bisnis indekos alias kos-kosan sudah ada sejak dulu. Namun beberapa
tahun terakhir di kota Palembang perkembangannya kian pesat. Kos-kosan
yang ada di kota ini tidak lagi sebatas hunian untuk para mahasiswa.
Kini para pelaku bisnis ini lebih memilih para eksekutif muda yang
berkantong tebal.
SUBUH, seorang juragan kos-kosan mengaku kini ia sudah punya 44 kamar
di Jalan No 4720. Bisnisnya tak terus meningkat sejak memulai tahun 1995
lalu. Subuh mengatakan, untuk penghuninya sendiri kebanyakan adalah
seorang pekerja yang tinggal sementara di Palembang. "Kebannyakan dari
mereka menyewa kamar per bulan," tutur Subuh. Harga yang ditawarkan
mulai dari Rp 800 ribu hingga Rp 1,2 juta per bulan.
Kos-kosannya punya fasilitas kantin dan tempat cuci baju serta setrika,
sehingga konsumen tinggal pakai dan langsung pergi kerja.
Subuh mengaku kini Jl Dwikora sudah ramai dengan bisnis kos. "Saat ini
saja kosan sejenis di kawasan ini paling tidak sudah ada empat
tempat,jadi untuk mempertahankan pelanggan harus siapkan pelayanan yang
baik," jelasnnya.
Bisnis kos-kosan diakui Subuh tidak menanjak terus. Ada bulan-bulan
dimana kamarnya banyak kosong. "Bulan ini agak sepi lantaran banyak
konsumen yang pulang kampung untuk lebaran, cetusnya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Lies Petrus yang membuka usaha rumah
kos yang diberi nama Alvanka di JL. Kancil Putih No 48 dengan konsep
kamar layaknya hotel.
Ibu tiga anak ini membuat kamar yang memiliki berbagai fasilitas
seperti spring bed ukuran medium dengan pendingin ruangan, TV dan kamar
mandi yang mewah membuatnya seperti hotel. Ditambah lagi dengan
fasillitas cuci baju, setrika,dan layanan makan.
Tidak hanya itu,Lies juga sangat memperhatikan segi kebersihan dari
setiap kamar, untuk itu ia membuat beberapa peraturan agar setiap
pelanggan tetap nyaman. Tidak heran, Lies mematok harga mulai dari Rp
1,2 juta- Rp 1,8 Juta per bulan dan kebanyakan dari para penyewa adalah
karyawan.
Sejak didirikan dua tahun yang lalu, ia berusaha agar bisnis ini bisa menjadi investasi yang baik kedepannya.
Lies mengatakan, untuk membangun tempat kos ini banyak biaya yang
diperlukannya. Ia pun mendapat kucuran pinjaman dari bank. "Jika di
total maka sebulan untung yang bisa di dapat sekitar Rp 2 juta rupiah
namun jika angsuran telah selesai, nanti saya kembangkan lagi
tempatnya," jélasnýa.
Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan Dinas Pendapatan Daerah
(Dispenda) kota Palembang, Muriah mengakui bahwa saat ini memang bisnis
kos-kosan menjamur. Ini juga berimbas baik bagi pendapatan pemerintah.
"Jika jumlah kamarnya lebih dari 10 maka akan dikenakan pajak hotel
yaitu sebesar 10 persen dari omzet yang didapat," katanya belum lama
ini. Muriah mengatakan aturan tersebut sudah ada dalam Undang-Undang No
11 tahun 2010 tentang Pajak Hotel yang ditindak lanjuti melalui
Peraturan Daerah (Perda) No 52 tahun 2010.
Dari data yang ada sampai saat ini jumlah objek pajak hotel yang ada di Palembang berkisar 155 objek pajak.
Tapi Muriah mengaku terkadang para pemilik kos-kosan menutup-nutupi
kebenaran misalnya dengan mengatakan bahwa jumlah kamar yang digunakan
kurang dari sepuluh. Muriyah menginformasikan, dari daftar realisasi
penerimaan daerah tahun 2012 target yang ditetapkan dari objek pajak
hotel yaitu sebesar Rp 20 miliar, sementara itu,sampai bulan Juli telah
tercapai sebesar Rp 11.603.568.469. (rhama)
Rekomendasi untuk Anda