Tak Punya Biaya, Asyila Bayi Penderita Hidrocepalus Terpaksa Dirawat di Rumah

Asyila bayi berusia lima bulan asal Desa Lubuk Tua, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas (Mura) penderita penyakit hidrosepalus

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Prawira Maulana
EKO HEPRONIS/TRIBUNSUMCEL.COM
Asyila bayi berusia lima bulan asal Desa Lubuk Tua, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas saat ini tengah berjuang melawan penyakit hidrosepalus yang dideritanya. 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis.

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS - Asyila bayi berusia lima bulan asal Desa Lubuk Tua, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas (Mura) penderita penyakit hidrosepalus hanya bisa dirawat di rumah.

Akibat penyakit yang dideritanya lingkar kepala bayi malang ini sudah semakin membesar dan mencapai 50 Cm.

Asyila menderita penyakit hidrosepalus sejak tiga bulan terakhir.

Awal mulanya Nenek dan Kakeknya menduga kalau Asyila hanya menderita penyakit keringat malam dan demam tinggi.

Akhirnya nenek dan kakeknya menemui Budi pamannya untuk memeriksa kesehatannnya.

Budi yang berprofesi sebagai perawat ketika melihat kondisi kesehatan Asyila langsung menyarankannya ke puskesmas.

Hanya dalam hitungan hari lingkar kepala Asyila makin membesar.

Akhirnya pihak keluarga membawanya ke Rumah Sakit dr Sobirin Musi Rawas untuk pengobatan.

"Karena tidak punya biaya Asyila dirawat melalui program Dinas Sosial, namun program kesehatan itu hanya bisa digunakan di RS Sobirin saja," kata Budi saat dihubungi Tribunsumsel.com, Kamis (20/6/2019).

Saat menjalani perawatan, karena Asyila menderita Hidrosepalus pihak rumah sakit merujuknya ke Palembang.

Dengan alasan pihak rumah sakit tidak mempunyai alat untuk melakukan operasi penyakit tersebut.

"Semua persyaratannnya untuk JKN/KIS sudah kita lengkapi, namun karena BPJS baru bisa digunakan mulai tanggal 1 Juli mendatang," paparnya.

Akhirnya karena waktunya masih lama dan tidak punya biaya untuk biaya sendiri ke Palembang, pihak keluarga hanya membawanya pulang kembali ke Desa Lubuk Tua tempat neneknya.

"Kita membawanya pulang dulu, karena apabila tetap di rumah sakit untuk menunggu juga butuh biaya sehari -hari. Jadi karena keterbatasan biaya kita bawa pulang," terangnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved