Pemilu 2019
Simpatisan Baper Dirawat di Rumah Sakit Jiwa, Sering Meracau Soal Negara, Pemilu, Pileg, Pilpres
Bukan calon legislatif (caleg), bukan juga tim sukses, tetapi ada kasus pendukung yang terlalu bawa perasaan (Baper) harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa
TRIBUNSUMSEL.COM, BENGKULU-Bukan calon legislatif (caleg), bukan juga tim sukses, tetapi ada kasus pendukung yang terlalu bawa perasaan (Baper) harus dirawat di Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto (RSKJS), Provinsi Bengkulu.
Rumah Sakit Khusus Jiwa ini membenarkan saat ini lembaga tersebut sedang menangani sejumlah pasien yang alami gangguan kejiwaan akibat Pemilu 2019.
Kepala Bagian Humas RSKJS Provinsi Bengkulu Sainuri menyebutkan terdapat 10 persen lonjakan pasien yang harus mereka rawat pasca-Pemilu 2019.
"Kebetulan pasca Pemilu terdapat 10 persen lonjakan pasien. Memang banyak faktor tidak semuanya diakibatkan oleh Pemilu, memang ada tapi jumlahnya sedikit. Jadi, faktor penyebab gangguan jiwa tidak mutlak karena Pemilu ada banyak pendorong lainnya," kata Sainuri saat ditemui di RSKJS di Bengkulu, Senin (27/5/2019).
Rerata per bulan pasien yang dirawat di tempat itu berkisar 150 orang dengan penyebab penyakit yang beragam.
• Cara Dapatkan Centang Biru (Verifikasi) di Instagram, Ikuti Langkah Langkah ini
Tenaga medis RSKJS, Dokter Lucy saat dimintai keterangan secara medis membenarkan terjadi lonjakan pasien pasca Pemilu.
Namun tidak semua pasien yang datang ke RSKJS karena Pemilu.
"Memang ada tapi tidak banyak hanya ada beberapa kasus. Mereka yang dirawat bukan Caleg gagal atau tim sukses Capres. Mereka orang biasa, simpatisan saja cuma Baper (Bawa Perasaan)," ujar Lucy.
Lucy menambahkan sulit untuk memastikan apakah pasien yang dirawat betul-betul karena Pemilu, harus ada penelitian lebih lanjut.
Ia menjelaskan secara terperinci, bisa jadi pasien sebelumnya memang sudah mengalami gangguan jiwa, namun karena kesehariannya di rumah atau lingkungan sering berdebat atau diskusi soal negara, Pemilu, Pilpres dan sejenisnya.
Sehingga hal tersebut terekam oleh penderita.
• Gubernur Sumsel Herman Deru Minta Pelindo Ikut Larang Truk Kontainer Tua
"Jadi saat dia meracau, yang keluar dari mulut pasien itu ya soal negara, soal Pemilu, Pileg, Pilpres dan sejenisnya. Itu tidak bisa kita ukur murni gangguan jiwa karena Pemilu, tapi salah satu faktor dugaan sementara bisa diterima," jelas Lucy.
Menurutnya ada dua hal penyebab gangguan kejiwaan, pertama penyakit fisik.
Untuk fisik sedikit lebih mudah penanganannya dengan cara menemukan akar penyakit fisik dan ditangani. Faktor kedua non fisik, ini berasal dari psikologi, kejiwaan dan semacamnya.
Untuk penyebab kedua ini dibutuhkan penanganan lebih rumit dan teliti.
• Sumsel Lepas MotoGP Pilih MXGP, Herman Deru : Penontonnya Tidak Kalah dari Sepakbola