Suami Karlia Ungkap Fakta-fakta Kejanggalan, Tak Yakin Istrinya Bunuh Anak Lalu Bunuh Diri

Kasus Karlia yang diduga membunuh anaknya lalu bunuh diri, hingga saat ini masih terus diselidiki penyidik Satreskrim Polresta Palembang.

Editor: M. Syah Beni
ISTIMEWA
TKP pembunuhan ibu dan anak di Swakarya Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus Karlia yang diduga membunuh anaknya lalu bunuh diri, hingga saat ini masih terus diselidiki penyidik Satreskrim Polresta Palembang.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi menuturkan, dari hasil penyelidikan sementara memang kuat dugaan bila Karlia membunuh anaknya lalu bunuh diri.

"Dari hasil identifikasi, ditemukan sidik jari di pisau yang ada noda darah. Sidik jari di pisau bernoda dan sidik jari Karlia sama," ujar Supriadi, Sabtu (20/4/2019).

Hasil identifikasi menunjukan bila sidik jari di pisau bernoda darah sama dengan sidik jari Karlia. Sehingga, menunjukan bila dugaan kuat Karlia membunuh anaknya lalu bunuh diri membagi terjadi.

Ketika disinggung bila ada informasi, suami Karlia tidak terima dugaan Karlia bunuh diri karena terdapat kejanggalan, menurut Kabid Humas itu merupakan hak dari pihak keluarga.

"Tidak masalah, bila suaminya ingin memberikan keterangan dan katanya mau buka-bukaan. Karena, hasil penyelidikan sementara menunjukan dugaan kuat bunuh diri itu ada," Ucapnya

Pengakuan Suami

Kasus ibu bunuh anak kemudian bunuh diri di Jl.Swakarya 1 Ilir Barat 1 Pada  Kamis, (1/4/2019) hingga saat ini terus dilakukan penyelidikan dengan mengumpulkan saksi-saksi.

Saat dimintai keterangan oleh petugas PPA Polresta Palembang, Suami Karlia Nadia , Samsul mengatakan, ia dan sang istri  tidak ada masalah belakangan ini.

"Kalau orang mau bunuh diri, mohon maaf biasanya ditemukan surat wasiat, namun tidak ada. Dia itu sayang sekali dengan anaknya," kata Samsul Sabtu (2/4)

Samsul pun mengungkapkan apabila ia tidak percaya apabila istrinya melakukan aksi bunuh diri usai membunuh putrinya, ini dikarenakan hasil visum menunjukan adanya luka lebam di dagu korban.

"Saya tidak boleh melihat kondisi anak saya saat di RS Bhayangkara Palembang, kemudian pihak keluarga istri saya juga  tidak boleh kalau saya ingin istri dan anak saya diotopsi," katanya.

"Pihak rumah sakit juga bertanya dengan saya 'Pak ini dirampok ya, Kok dalam sekali luka nya' nah ini semakin memperkuat kejanggalan saya atas kejadian ini," cerita Samsul. 

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ia bersama Ibu dan satu lagi anggota keluarga Adi telah diperiksa  jadi saksi di Polresta Palembang.

Sedengakan dua saksi lainnya berhalangan hadir ke Polresta Palembang sebagai saksi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved