RSMH Kini Bisa Pasang Alat Pacu Jantung Tanpa Kabel, Biayanya Rp 250 Juta
RSUP dr.Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang merupakan RS pemerintah yang kedua di Indonesia, yang melakukan tindakan pemasangan alat pacu jantung
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Prawira Maulana
RSMH Kini Bisa Pasang Alat Pacu Jantung Tanpa Kabel, Biayanya Rp 250 Juta
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - RSUP dr.Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang merupakan RS pemerintah yang kedua di Indonesia, yang melakukan tindakan pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel (leadless pacemaker) kepada pasien penyakit jantung.
Dirut RSMH Palembang, Mohammad Syahril mengatakan, RSMH telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional.
Ada 5 layanan unggulan yang telah di kembangkan oleh RSMH yaitu Jantung dan Saraf, Onkologi Terpadu, Bedah Minimal Invasif, Transplantasi Ginjal, dan Bayi Tabung.
"Nah untuk jantung ini melalui dr. Alexander Edo Tondas, SpJP dan dibimbing oleh dr Dicky A Hanafi SpJp (K) dari RS Harapan Kita untuk pertama kalinya kita lakukan pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel," ujarnya, Jumat (18/1/2019).
Menurutnya, untuk pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel ini belum ditanggung BPJS.
Karena untuk biayanya Rp 250 Juta.
Sementara itu dr Dicky A Hanafi SpJp (K) menjelaskan, yang memakai alat pacu jantung permanen tanpa kabel ini sudah lebih 20 orang.
Untuk di Palembang ini baru yang pertama.
"Alat pacu jantung permanen tanpa kabel ini keberhasilannya 99.2 persen. Untuk komplikasinya tetap ada tapi kecil hanya 4 persen, dibandingkan yang konvesional mencapai 7.4 persen," katanya.
Ia pun mengatakan, bahwa alat pacu jantung ini jenis terbaru dan akan memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pasien.
Hal ini dikarenakan tidak lagi menggunakan kabel dalam pembuluh darahnya.
Sedangkan dr. Alexander Edo Tondas, SpJP menambahakan, bahwa Leadless Pacemaker memiliki ukuran 25,9 mm dan berat 2 gram, berbentuk seperti peluru berfungsi sebagai generator dan penghantar listrik ke otot jantung.
Untuk batrenya bisa bertahan hingga 12 tahun, tergantung dari kondisi sistem jantung pasien.