Belasan Sumur Warga Prabumulih Tercemar, Hasil Uji Lab Bukan Minyak Pertamina
Belasan warga Talang Mutung Kelurahan Prabujaya Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih, mendatangi gedung DPRD Prabumulih
Penulis: Edison | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Belasan warga Talang Mutung Kelurahan Prabujaya Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih, mendatangi gedung DPRD Prabumulih, Rabu (2/1/2019) sekitar pukul 10.00.
Kedatangan belasan warga tersebut untuk memastikan apa penyebab pencemaran minyak ke 16 sumur warga sejak Juni 2018 lalu dan hingga saat ini masih mencemari sumur.
Belasan warga disambut langsung oleh Ketua DPRD Prabumulih, H Ahmad Palo SE, Wakil Ketua, HM Daud Rotasi SSos dan jajaran anggota lainnya dihadiri pihak pertamina serta Badan Lingkungan Hidup (BLH) berdiskusi di ruang rapat gedung dewan.
Kepala BLH Pemkot Prabumulih, Dwi Koyana mengatakan permasalahan sumur diduga tercemar limbah pertamina telah dilakukan pengambilan sample dan dikirim ke laboratorium provinsi untuk diperiksa karena alat di Prabumulih terbatas.
"Secara global sumur ini diperiksa berdasarkan permenkes tidak mengandung amonik, minyak, lemak dan lainnya tidak melebihi baku air, kami juga sarankan agar diperiksa pertamina ke Lemigas dan hasilnya air sumur tidak tercemar minyak mentah tapi minyak yang sudah terolah," ujarnya.
Menurut Dwi, berdasarkan permenkes air tidak boleh berasa, bau dan berwarna, sementara di sumur warga berwarna dan bau.
"Jadi jika berdasarkan permenkes persyaratan air minum tidak layak atau tidak layak konsumsi," tegasnya.
Sementara, Pinhar yang merupakan perwakilan warga mengungkapkan sumur rumah warga tercemar sebanyak 16 rumah dan terjadi sejak 21 Juni 2018 atau sebelum lebaran hingga saat ini.
"Kami bersyukur pihak Pertamina langsung menindaklanjuti dengan menyedot, membersihkan dan memberi air bersih namun kami masih khawatir karena sumber belum diketahui. Kami menduga dari pipa lama tapi justru pipa baru yang digali, kami tidak menuntut banyak. Sumur kami tercemar, air PDAM tidak ada dan buat sumur baru mahal," ungkapnya.
Senada disampaikan warga lainnya yang menuturkan meminta pihak pertamina mencari sumber minyak mencemari sumur tersebut dan memberikan bantuan kepada warga.
"Kami mengharapkan pertamina memberikan selalu bantuan keperluan warga membersihkan minyak, bantuan air bersih dan mencari sumber minyak itu karena kami masih khawatir," harapnya.
Asset 2 Govrel & PR Assistant Manager, M Gustaf Akib didampingi Govrel Analyst PT Pertamina EP Asset 2, Nur Sukmaputeri Mahardhika mengatakan, pihaknya tidak bisa memastikan sumber minyak sebelum ada hasil laboratorium dan hasil lab memastikan itu bukan dari crude oil atau minyak mentah produk minyak pertamina asset 2 tapi berasal dari minyak olahan.
"Minyak olahan ini berarti minyak telah masak atau diolah sementara pipa kita mengalirkan minyak mentah," ujarnya.
Dengan adanya hasil tersebut pihaknya tidak mau ikut campur terkait pencemaran karena bukan disebabkan oleh minyak milik pertamina.
"Namun jika warga meminta bantuan air bersih atau membersihkan limbah maka kami dari Pertamina akan tetap membantu, karena bukan lagi persoalan," katanya seraya mengatakan hasil laboratorium dari Lemigas Jakarta.