Pilpres 2019

Disindir Sekjen Gerindra, SBY: 2 Kali Jadi Capres, tak Pernah Paksa Ketua Partai Kampanyekan Saya

Namun sebagai capres di kala itu, ia mengaku tidak pernah menyalahkan maupun memaksa ketua umum partai-partai pendukung

Tribunnews/JEPRIMA
Bakal calon Presiden Prabowo Subianto beserta bakal calon wakil Presiden Sandiaga Uno saat mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/9/2018). Pertemuan tersebut diadakan secara tertutup untuk media. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi pernyataan Sekjen Partai Gerindra melalui cuitannya, @SBYudhoyono, Kamis (15/11/2018).

Ia menyebut bahwa dirinya pernah dua kali mencalonkan diri sebagai presiden.

Baca: Cuitan Fahri Hamzah Tentang Keunggulan Kubu Jokowi-Maruf, Usai Baca Twit SBY

Namun sebagai capres di kala itu, ia mengaku tidak pernah menyalahkan maupun memaksa ketua umum partai-partai pendukung.

Pemaksaan yang dimaksud dalam hal ini adalah terkait dukungan untuk mengkampanyekan calon presiden yang diusung.

Berikut cuitan-cuitan SBY yang mencakup beberapa poin:

"Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra.

Namun, karena nadanya tak baik & terus digoreng terpaksa saya respons," tulisnya pada cuitan pertama.

"Daripada menuding & menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri.

Mengeluarkan pernyataan politik yg "sembrono", justru merugikan," tulisnya lagi.

"Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden.

Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung utk kampanyekan saya," tulisnya pada cuitan ketiga.

Pada cuitannya yang lain, SBY juga menjelaskan dalam kontestasi pemilihan presiden, capres dianggap sebagai super star.

Sehingga capres diharapkan memiliki narasi dan gaya kampanye yang tepat.

SBY juga menyebutkan keinginan rakyat yang melihat lebih dalam tentang sosok capres.

"Dlm pilpres yang paling menentukan "Capres-nya".

Capres adalah "super star".

Capres mesti miliki narasi & gaya kampanye yang tepat".

"Kalau "jabaran visi-misi" itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian.

Sebaiknya semua introspeksi".

Halaman
12
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved