Dollar Makin Menguat, Utang Negara Makin Membengkak

Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan (Sumsel) Yan Sulistyo menilai penguatan mata uang Dollar

Penulis: Hartati | Editor: Melisa Wulandari
Tribunsumsel.com/Hartati
Penukaran uang asing di Money Changer PT Haji La Tunrung Palembang. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Hartati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan (Sumsel) Yan Sulistyo menilai penguatan mata uang Dollar Amerika belakangan ini dinilai bukan hanya membahayakan perekonomian saja tapi juga berimbas pada hutang luar negeri negera.

Pasalnya utang luar negeri harus dibayar menggunakan Dollar. Akibatnya jumlah hutang yang harus dibayar juga membengkak menyesuaikan nilai tukar Rupiah terhadap dollar yang terus tergerek naik.

"Hutang itu kan dibayar pakai dolkar jadi pasti naik nilainya sebab nilai uang Dollar lagi naik, bahkan sejumlah pasar modal yang menjualnya hingga menyentuh Rp 14.500 per dollar," kata Yan pada tribunsumsel.com, Jumat (29/6/2018).

Dia mengamati kenaikan Dollar ini disebabkan banyak faktor. Mulai faktor eksternal hingga internal.

Salah satunya kebijakan Donald Trump yang menerapkan pajak tinggi pada perusahaan Amerika yang berinvestasi atau membangun perusahaan di luar Amerika sehingga membuat investor bermain aman dan menarik investasinya ke dalam negeri Amerika.

Akibatnya dollar yang beredar di dunia semakin sedikit karena terkumpul di dalam negeri Amerika.

Faktor lainnya juga yang menyebabkan Dollar "menggila" karena sentimen global. Efek perang dagang Amarika, Eropa dan China juga ikut menyumbang pelemahan rupiah.

Selain itu belanja modal dan barang impor yang harus dibayar menggunakan dollar juga membuat mata uang negeri paman sam ini semakin kokoh.

Belum lagi tingginya permintaan dollar di pasar modal karena investor menggunakannya untuk belanja dan investasi semakin menguatkan dollar.

"Dollar di pasaran semakin sedikit karena banyak ditarik ke Amerika sehingga muncul lah hukum pasar. Permintaan banyak dan penawaran sedikit membuat harganya mahal," jelas Yan.

Meski Dollar makin kokoh, namun Yan memprediski ini tidak akan bertahan lama karena banyaknya dollar yang terserap di dalam negeri Amerika. Jika uangnya terkumpul dan hanya berputar di dalam negeri saja itu juga tidak akan bagus dalam jangka waktu lama.

Meski Dollar diprediksi tidak akan terlalu lama perkasa namun Yan menyarankan agar pemerintah jangan menunggu Dollar lemah sendiri.

Tapi harus mulai mengambil sikap dengan menaikkan suku bunga acuan perbankan karena perbankan masih banyak menyimpan dan memperjual belikan dollar.

Jika suku bunga acuan dinaikkan maka otomatis uang doar yang disimpan akan keluar sehingga peredarannya di pasar akan banyak.

Kalau banyak maka nilai tukar Rupiah terhadap Dollar akan kembali menguat.

Baca:

Ditanya Soal Gaji, Hamka Hamzah: Kami Tidak Boleh Bicara di Media

Hilda Vitria Ngamuk Karena Disindir, Isi Ancamannya Ini Malah Disebut Fitnah Pihak Kepolisian

Blak-blakan! Nia Ramadhani Pamerkan Barang Termahal Pemberian Suami,Ashany dan Jessica Syok!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved