1300 Pilot dan 5000 Kru Garuda Indonesia Ancam Lakukan 'Mogok' Saat Mudik Lebaran,Ini Penyebabnya

Asosiasi Pilot Garuda (APG) memastikan 1.300 pilot dan lima ribu kru Garuda Indonesia akan melakukan aksi mogok kerja

Andri Donnal Putera
Tampak bagian dari pesawat terbaru Garuda Indonesia, Airbus A330-300, yang diresmikan di Hangar 4 GMF-Aeroasia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (1/2/2016). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Asosiasi Pilot Garuda (APG) memastikan 1.300 pilot dan lima ribu kru Garuda Indonesia akan melakukan aksi mogok kerja dalam waktu dekat.

Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari aksi konferensi pers oleh Organisasi Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) pada Rabu (2/5/2018) terkait rencana mogok kerja untuk menyikapi kondisi di PT Garuda Indonesia (Persero).

Pasalnya, kondisi internal Garuda Indonesia pada saat ini sedang dalam titik terendah.

Aksi ini dianggap sebagai misi penyelamatan Garuda Indonesia supaya tidak bernasib sama seperti Maskapai Merpati yang gulung tikar.

Tak tanggung-tanggung, ribuan pilot dan karyawan Garuda Indonesia akan mogok kerja pada arus mudik lebaran

"Saat arus mudik Lebaran pun kami lakukan jika pemerintah tidak segera turun tangan mengatasi masalah ini," ujar Presiden APG Kapten Bintang Handono melalui sambungan telefon di Tangerang, Kamis (31/5/2018).

Bintang mengatakan semua kru dan karyawan Garuda Indonesia yang tergabung dalam Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), yang berjumlah 10 ribu orang, melakukan mogok massal pada waktu yang telah ditentukan.

Namun, Bintang tidak membeberkan kapan aksi tersebut akan dilaksanakan.

"Kami pastikan seluruhnya mogok. Untuk waktunya, nanti kami beritahukan. Saat ini, kami masih menunggu niat baik pemerintah untuk menyelamatkan Garuda," lanjut Bintang.

Menurutnya, semua kru dan karyawan Garuda sepakat aksi mogok adalah jalan satu-satunya untuk melakukan misi penyelamatan perusahaan yang kian hari makin terpuruk dan bobrok.

"Kami tidak mau berakhir sama seperti Merpati," ucap Bintang.

Merpati merupakan maskapai penerbangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tutup karena gulung tikar.

Bintang mengatakan, APG dan Sekarga telah menyampaikan rencana mogok dan tuntutan mereka kepada pemerintah setahun lalu.

Hal yang sama mereka lakukan pada 2 Mei lalu dengan memberikan waktu kepada pemerintah hingga 30 hari kerja.

"Kalau dihitung, tenggat waktu sudah hampir habis dan waktu kami unjuk rasa semakin dekat," jelasnya.

Para karyawan ingin pemerintah memperhatikan dan bertindak dari aksi mereka, ujar Bintang, satu diantaranya melakukan perombakkan jajaran direksi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved