Usai Jadi Korban 'Kebiadaban' Narapidana Teroris di Mako Brimob,Ini Kondisi Iptu Sulastri Sekarang
Iptu Sulastri merupakan salah satu korban kekejian para napi teroris saat kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Depok pada Selasa (
TRIBUNSUMSEL.COM -- Iptu Sulastri merupakan salah satu korban kekejian para napi teroris saat kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Depok pada Selasa (8/5/2018).
Dia disandera oleh para napi teroris dan mendapat perlakuan keji saat melakukan penjagaan dalam rutan.
Sulastri alami luka lebam di bagian wajah dan beberapa giginya rontok akibat dipukuli oleh beberapa napi teroris.
Iptu Sulastri saat ini masih dirawat di RS Bhayangkara.
Ternyata Jumat (11/5/2018) hari ini, Iptu Sulastri tengah berulang tahun yang ke-39.
Hal tersebut dibuktikan oleh video para polisi wanita yang menjenguk dan memberinya kue ulang tahun.
Video tersebut diunggah oleh akun Twitter @RizmaWidiono pada Jumat (11/5/2018).
Iptu Sulastri yg dihajar teroris, gigi rontok & lebam2, Alhamdulillah masih di berikan umur panjang.
Dan tepat hari ini berulang tahun yg ke 39.
Selamat Ulang Tahun semoga panjang umur, lekas sembuh.
#KamiBersamaPOLRI
Tampak dirinya berbaring di tempat tidur di rumah sakit dan masih dalam perawatan.
Seorang polwan berhijab bernama Artha memberikan kue ulang tahun lengkap dengan lilin yang menyala untuk ditiup Iptu Sulastri.
Setelah Iptu Sulastri meniup lilin ulang tahun tersebut, para polisi wanita yang menjenguk ramai mengucapkan doa kepadanya.
Unggahan tersebut mendapat banyak komentar dari para Warganet yang ikut mengucapkan selamat ulang tahun kepada Iptu Sulastri.
Warganet ramai mendoakan Iptu Sulastri agar lekas sembuh dan kembali dapat mengabdi kepada negara lagi.
@Bellanegoro: Selamat Ultah ya mba cantik... semoga lekas pulih dan bisa berbakti untuk negara lagi.
#KamiBersamaPOLRI
@mukayani1301: Cepet sembuh ya mbak...tetap semangat dalam menjalankan tugas mulia kedepan. Bangga akan keberanianmu. Bravo Polwan. Happy Birthday to you, Wish you all the best.
@mpu_gandhring: Met ultah Mbak Lastri. Jangan pernah kapok menjalankan TriBrata.
@Soleima12796290: Semoga cepat sembuh kartini indonesia
Keji, itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan prilaku barbar napi teroris terhadap petugas kepolisan wanita yang melakukan penjagaan dalam Rutan Mako Brimob.
Terlihat polwan Sulastri yang sempat disandera napi mengalami luka dibagian wajah. Dia habis dihajar para laki-laki napi teroris.
Kondisi terakhir polwan Sulastri diupdate oleh akun Brigjen. Pol. Krishna Murti yang kini menjabat sebagai Karomisinter Divhubinter Polri.
Krishna Murti mengunggah foto Sulastri di dalam akun media sosial miliknya, Rabu (10/5/2018).
Polisi penyidik dilatih untuk bermental humanis. Para napi teroris bermental membunuh.. ..
..
Lihat perilaku mereka thd Iptu Polwan Sulastri giginya habis dihajar para teroris laki2... Apakah mereka tau kalau beliau adalah perempuan..??? #kamibersamapolri #kmupdates
Kerusuhan berdarah pecah di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat sejak Selasa (8/5) malam mengakibatkan lima anggota Polri gugur, dan seorang terpidana tewas.

instagram.com/krishnamurti_91
Kerusuhan Mako Brimob pecah sejak Selasa (8/5) malam, sekitar pukul 20.20 WIB. Insiden diduga diawali tahanan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) asal Sumatera Selatan Wawan Kurniawan alias Abu Afif.
Berdasarkan informasi dari sumber di kepolisian, Wawan menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (8/5), dibesuk keluarganya yang juga membawa makanan untuknya. Namun, pengawal dari Densus 88 melarang pemberian makanan itu sehingga membuat Wawan marah.
"Sipir ***ing," suara Wawan berteriak bergema dari satu ruangan di Blok C, Rumah Tahanan, Markas Komando Brimob. Selepas teriakan itu, seorang polisi bernama Muhammad Ramdani mendekati sel.
Lantaran makanan itu dibawa petugas bernama Budi, Ramdani tak bisa memberikan makanan yang diminta dan akan mengusahakan makanan tersebut datang selepas salat isya. Tak lama berselang, keributan muncul di blok. Pintu menuju tempat olahraga dijebol dari penghuni Blok C
"Pemicunya adalah hal yang sepele, masalah makanan," kata Brigjen Mohamad Iqbal.
Wawan Kurniawan alias Abu Afif merupakan pimpinan Jamaah Ansharut Daulah Pekanbaru, Riau.
Wawan ditangkap lantaran terlibat dalam latihan militer di Jambi dan Riau.
Saat ditangkap pada Oktober 2017, Wawan diduga punya peran memotivasi kelompoknya menyerang kantor polisi. Kelompok ini latihan persiapan teror (i'dad) dan latihan menembak di Bukit Gema, Kabupaten Kampar, Riau.
Salah satu peserta latihan adalah Beni Samsu Trisno (BST) alias Abu Ibrohim. Beni diduga terlibat perencanaan aksi teror dengan target kantor polisi di Pekanbaru. Ia ikut dicokok polisi pada Oktober 2017.
Terkait makanan yang dibawa keluarga ketika menjenguk Wawan, polisi melarang karena jamak diketahui di kalangan aparat, termasuk di lembaga pemasyarakatan, tahanan atau narapidana (napi) terorisme kerap kali mendapatkan barang-barang selundupan dari keluarga atau penjenguk, termasuk melalui makanan.
Barang tersebut, sekalipun tidak berbahaya, tak jarang berupa surat atau catatan, dari sesama anggota jejaring terorisme yang diindikasi cukup berisiko ketika menjadi cara mereka menebar pemahaman ekstrem/radikal.
Oleh karena itu, aparat bersikap lebih tegas. Kemarahan Wawan berlanjut setelah persidangan dan kembali ke tahanan di Mako Brimob. Selasa sekitar pukul 17.00 WIB, Wawan menuntut dipertemukan dengan petugas untuk memprotes soal larangan pemberian makanan, sebelumnya.
Namun, petugas yang ingin ditemui Wawan sedang tidak di tempat, dan Wawan diminta bertemu keesokan harinya.
Wawan rupanya tidak puas. Sekitar pukul 20.00 WIB, Wawan memprovokasi tahanan lain untuk membuka paksa sel mereka di Blok A, B, dan C Rumah Tahanan Markas Komando Brimob Depok.
Mereka kemudian merangsek ke ruang interogasi, yang saat itu sedang ada polisi wanita Sulanstri yang tengah memeriksa tahanan baru, anggota JAD dari Ambon.
Para napi kemudian merebut senjata Sang Polwan dan memukulinya.
Dari insiden inilah kemudian para tahanan teroris menyerang aparat lainnya dan menyandera mereka.
Para tahanan bahkan menjarah gudang barang bukti dan merebut sedikitnya enam senjata laras panjang dan lima senjata laras pendek.

Lima anggota personel Polri tewas mengenaskan dalam aksi ini.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen M Iqbal, mayoritas luka yang dialami oleh korban adalah luka tembak dan luka tusuk yang dalam.
"Yang jelas dari 5 rekan-rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Dan luka itu sangat dalam. Ada juga satu orang luka di kepala akibat tembakan. Juga ada luka di dada kanan. Mayoritas rekan-rekan kami yang gugur luka pada sekujur tubuh, paha, lengan, jari akibat senjata tajam," jelas Iqbal kepada awak media, Rabu (9/5/2018).
Dalam rilis yang diterima awak media berbagai cara sadis dilakukan oleh para narapidana untuk menghabiskan nyawa petugas kepolisian yang disandera.
"Semua luka yang sebabkan kematian dilakukan dari jarak dekat atau karena dalam kondisi korban tidak bisa melawan," demikian tulis rilis tersebut.
Briptu Fandi Setio Nugroho. Penyidik Densus 88 kelahiran 9 Desember 1988 itu mengalami luka gorok di bagian leher yang tembus dari leher belakang sampai tenggorokan. Lalu luka lecet di alis kiri dan luka terbuka di pipi kanan.
Bripda Syukron Fadhli. Pria kelahiran 9 Oktober 1977 itu mengalami luka tembak pada kepala bagian kiri, tepatnya di atas kuping tembus hingga kepala sebelah kanan, dan luka lecet di bagian paha kanan.